Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Saksi Nixon Sitompul Orang Tua Ricardo Alen Sitompul Disumpah Sebelum Bersaksi (Fhoto : Realitasnews.com)


BATAM, Realitasnews.com  – Nixon Sitompul Orang tua dari almarhum Ricardo Alen Sitompul menyebutkan tengkorak kepala anaknya almarhum Ricardo Allen Simatupang sudah para lantaran dipukuli massa. Ia mengetahui dari polisi bahwa almarhum putranya bersama temannya Redemtus Firdaus tewas lantaran dipukuli massa di perumahan Pandawa Asri kecamatan Batu Aji, Batam pada tanggal 19 Desember 2016 lalu. 

Ia menyebutkan mengetahui anaknya dipukuli pada tanggal 20 Desember 2016 setelah ia ditelepon istrinya yang menyebutkan agar pulang ke rumah lantaran ada polisi datang kerumah mereka memberitahukan bahwa putra mereka lagi kritis di RSUD Embung Fatimah karena kecelakaan.
“Saat saya menjenguk saudara saya yang sakit diperumahan Batam bertuah,tiba tiba istri saya menelepon saya yang mulia sambil menangis ia menyuruh saya agar cepat pulang lantaran anak mereka Ricardo Alen Sitompul sedang kritis di rawat di RSUD Embung Fatimah karena kecelakaan,” kata Nixon Sitompul kepada majelis hakim dipimpin oleh Agus Rusianto SH MH yang didampingi anggota Majelis Hakim Jasael.SH dan Chandra PH di Pengadilan Negeri Batam pada Senin sore (19/6/2017).
Setelah sampai di rumahnya di Danau Merah, saksi Nixon Sitompul menanyakan polisi yang datang ke rumahnya dan menanyakan kondisi anaknya apakah masih hidup atau sudah meninggal dunia dan polisi mengatakan kalau putranya Ricardo Alen Sitompul masih hidup namun temannya Redemtus Simatupang telah tewas dipukuli massa lantaran diduga mencuri sepeda motor.
Mendengar penjelasan polisi saksi bersama istrinya langsung ke RSUD Embung Fatimah dan ia melihat anaknya masih kritis dan ketika mereka tanya kepada dokter yang merawatnya mengatakan bahwa kondisi anak dapat sehat kembali peluangnya hanya 20 persen
“Tulang tulang kepala anak saya menurut penjelasan dokter sudah remuk lantaran ada kulit kepala saja makanya tidak kelihatan,” cerita saksi Nixon sampil menahan tangisnya.
Walau tubuh fisik saksi Nixon Sitompul bertubuh kekar, namun ia tak kuasa menahan isak tangisnya, sambil menahan isak tangisnya ia tetap berusaha memberikan penjelasan kepada majelis hakim.
“Saya sempat membeli obat herbal dari sinse di Nagoya yang mulia, untuk dua butir pil itu harganya Rp 1.400.000,- namun setelah saya memberikan pil itu kondisinya tetap kritis dan ia menghembuskan nafas terakhirnya,” jelas saksi
Ia juga sepakat atas penjelasan majelis hakim Jasael Nainggolah.SH yang menyebutkan  seharusnya ketua RW perumahan Pandawa Asri harus bisa mengayomi warganya agar tidak main hakim sendiri dan menyerahkan kedua korban ke polisi kalau memang benar melakukan kesalahan atau pencurian di perumahan Pandawa Asri.
“Yang mulia saya menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada aparat penegak hukum, saya percaya kepada polisi, NKRI ini negara hukum yang mulia,” kata saksi
Ia sangat menyesalkan tindakan ke enam terdakwa lantaran tidak memberikan kesempatan kepada kedua korban untuk memberikan penjelasan dan langsung main hakim sendiri dengan memukuli kedua korban hingga tewas.
Sidang dilanjutkan pada tanggal 04 Juli 2017 mendatang dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi lainnya.
(IL/Lian).

Posting Komentar

Disqus