.jpg)
Dilihat kali
 |
| Fhoto : Istimewa/net |
BATAM, Realitasnews.com - Untuk meningkatkan pelayanannya agar lebih maksimal dalam merawat pasien penyakit menular seperti Tubercolosis (TB), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah akan membangun satu gedung khusus penanganan penyakit menular. Gedung infeksi itu rencananya berlokasi dibagian belakang kawasan RSUD tersebut di Batuaji.
“Pasien dengan kasus infeksius desease akan dilakukan pelayanan terkomprehensif di gedung tersebut. Fasilitas pelayanan yang disediakan mulai dari rawat jalan dan rawat inap,” kata Direktur RSUD Embung Fatimah, Aini Dewiyana, dikutip infokepri.com.
Ia menyebutkan pasien penderita penyakit menular perlu penanganan khusus Detailed engineering design (DED) pembangunan gedungnya sudah dilelang dan pembangunan gedung tersebut membutuhkan anggaran lebih dari Rp 5 miliar, dari Dana Alokasi khusus (DAK) tahun ini. Diperkirakan Juni atau Juli mulai pembangunannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan Dinas Kesehatan Kota Batam tahun ini akan membeli kendaraan khusus untuk pelayanan pasien TB, pengadaan lima unit minibus ini akan dilaksanakan melalui e-catalogue.
“Jadi bukan semacam ambulance yang ada peralatan medisnya. Hanya mobil biasa seperti Avanza (minibus) yang fungsinya untuk menjemput pasien dan mengantarnya ke pusat pelayanan kesehatan terdekat sehingga penderita penyakit menular TB itu dapat rutin berobat,” katanya.
Mobil tersebut akan disebar di lima kecamatan di Kota Batam. Kendaraan operasional tersebut diletakkan di Puskesmas. Misalnya di Batam Centre satu, Batuaji satu, Nongsa satu.
"Nanti kita siapkan dengan sopirnya. Sopir kita ambil dari Dinas. Tak ada tenaga medis karena tugasnya hanya jemput antar pasien," katanya.
Ia mengatakan pelayanan khusus ini disiapkan karena sebagian besar penanganan penyakit TB tidak tuntas akibat kendala transportasi. Pasien banyak yang beralasan tak punya kendaraan untuk pergi berobat. Padahal pengobatan TB ini tak boleh berhenti sampai benar-benar tuntas.
Berdasarkan data, pada tahun 2018 terdapat 4.845 penderita TB. Terdiri dari 2.812 data sistem informasi terpadu Tubercolosis (SITT) dan 2.033 penyisiran rekam medik rumah sakit (SIRS). Case detection rate kita 61,4 persen, masih kurang dari target nasional 70 persen. Artinya kita masih harus cari kasus lagi. Surveilans kita tingkatkan.
(IK/AP)
“Pasien dengan kasus infeksius desease akan dilakukan pelayanan terkomprehensif di gedung tersebut. Fasilitas pelayanan yang disediakan mulai dari rawat jalan dan rawat inap,” kata Direktur RSUD Embung Fatimah, Aini Dewiyana, dikutip infokepri.com.
Ia menyebutkan pasien penderita penyakit menular perlu penanganan khusus Detailed engineering design (DED) pembangunan gedungnya sudah dilelang dan pembangunan gedung tersebut membutuhkan anggaran lebih dari Rp 5 miliar, dari Dana Alokasi khusus (DAK) tahun ini. Diperkirakan Juni atau Juli mulai pembangunannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan Dinas Kesehatan Kota Batam tahun ini akan membeli kendaraan khusus untuk pelayanan pasien TB, pengadaan lima unit minibus ini akan dilaksanakan melalui e-catalogue.
“Jadi bukan semacam ambulance yang ada peralatan medisnya. Hanya mobil biasa seperti Avanza (minibus) yang fungsinya untuk menjemput pasien dan mengantarnya ke pusat pelayanan kesehatan terdekat sehingga penderita penyakit menular TB itu dapat rutin berobat,” katanya.
Mobil tersebut akan disebar di lima kecamatan di Kota Batam. Kendaraan operasional tersebut diletakkan di Puskesmas. Misalnya di Batam Centre satu, Batuaji satu, Nongsa satu.
"Nanti kita siapkan dengan sopirnya. Sopir kita ambil dari Dinas. Tak ada tenaga medis karena tugasnya hanya jemput antar pasien," katanya.
Ia mengatakan pelayanan khusus ini disiapkan karena sebagian besar penanganan penyakit TB tidak tuntas akibat kendala transportasi. Pasien banyak yang beralasan tak punya kendaraan untuk pergi berobat. Padahal pengobatan TB ini tak boleh berhenti sampai benar-benar tuntas.
Berdasarkan data, pada tahun 2018 terdapat 4.845 penderita TB. Terdiri dari 2.812 data sistem informasi terpadu Tubercolosis (SITT) dan 2.033 penyisiran rekam medik rumah sakit (SIRS). Case detection rate kita 61,4 persen, masih kurang dari target nasional 70 persen. Artinya kita masih harus cari kasus lagi. Surveilans kita tingkatkan.
(IK/AP)
Posting Komentar
Facebook Disqus