Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali


Wakil Walikota Tanjung Pinang, H Syahrul S.Pd (Fhoto : dok realitasnews.com)



TANJUNGPINANG, Realitasnews.com –  Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang sejak Rabu (29/3/2017) lalu melakukan penjajakan kerjasama pada dua daerah sentra komiditi sayur dan buah di Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

Penjajakan ini dipimpin oleh Wakil Walikota Tanjungpinang H. Syahrul,S.Pd didampingi Staf Ahli bidang Ekonomi Pembangunan Drs. Ali Hisyam, Asisten Administrasi Ekonomi Pembangunan Ir. Robert Pasaribu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Raja Khairani, S.Sos, M.Si, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Drs. H. Juramadi Esram, Direktur BUMD Zondervan, SE, Kabag Ekonomi DR. H.Amin, SE,MM,  Kabid Ekonomi Bappelitbang Zulhidayat dan Kabid Pertanian M. Syukri. Selain itu juga turut serta  ketua dan anggota Komisi II DPRD Kota Tanjungpinang Mimi Bety, Petrus Sitohang dan Rosiani.
Penjajakan ini dilakukan TPID untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Ramadhan dan Idul Fitri yang memperngaruhi inflasi.

Wakil Walikota Tanjungpinang, Syahrul. S.Pd mengatakan bahwa inflasi yang stabil dan tidak besar membuat daya beli masyarakat bertambah tinggi. Kota Tanjungpinang melalui TPID telah berhasil menekan angka inflasi sejak tahun 2014 pada angka 7,49  menjadi 3,06 pada tahun 2016. Pada tahun 2016 ini juga TPID  Kota Tanjungpinang berhasil menjadi nominator TPID terbaik pada Rakornas TPID.

Upaya- upaya yang dilakukan TPID untuk menekan inflasi dengan mengelola ekspektasi melalui berbagai media, melakukan upaya kestabilan harga komoditas volatile food, meredam gejolak harga melalui konsolidasi rencana aksi oleh instansi terkait, melakukan inisiasi gerakan nyata dalam mengendalikan inflasi, mendorong pengembangan pertanian terpadu sebagai basis produksi daerah, mengarahkan capaian inflasi Tanjungpinang terjangkau pada target inflasi nasional tahun 2017 sebesar 4% serta menyusun roadmap pengendalian inflasi Kota Tanjungpinang. Terkait hal tersebut dalam 2 tahun terakhir cabai merah dan cabai rawit merupakan komoditas penyumbang inflasi yang dominan di Tanjungpinang.

“Untuk itulah tim melakukan penjajakan kedaerah surplus cabai khusunya serta sayur dan buah dalam upaya antisipasi ketidak stabilan harga”, ujar Syahrul.

Kehadiran tim disambut antusias oleh kedua Pemerintah kabupaten Batu Bara dan Pemerintah kabupaten Karo serta masyarakat dan para petani sayur dan buah. Wakil Walikota Batu Bara H. RM. Hari Numengroho mengharapkan kerjasama antara Pemkab Batu Bara untuk cabai dapat segera dilaksanakan, mengingat harga cabai di daerah ini masih rendah pada saat panen raya hanya Rp. 7.000 per kg, sedangkan saat ini cabai merah diharga Rp. 10.000,- per kg.

“Dengan adanya kerjasama ini akan membantu para petani dan juga Kota Tanjungpinang,” ujar Hari.
Para petani pun tampak semangat dengan kedatangan TPID Kota Tanjungpinang ketika rombongan melihat langsung ke sawah yang penuh hamparan cabai merah terletak di desa Kubah Kecamatan Air Putih, kabupaten Batu Bara, Sumut.

Keinginan yang sama juga disampaikan Wakil Bupati Karo Cory S. Sibayang. Cory dan jajaraannya berharap agar segera dilakukan kerjasama ke dua daerah karena daerah ini juga sebagai sentra sayur dan buah. Dikatakannya dengan terjadinya letusan gunung Sinabung membuat lahan diseputar Karo menjadi subur sehingga sayur dan buah juga surplus. Harga tomat di desa Ujung Sampun Kecamatan Dolat Raya Kabupaten Karo Rp. 2.700 per kg.

Setelah melihat langsung ke daerah penghasil, Syahrul mengatakan dalam waktu dekat TPID Kota Tanjungpinang akan segera menghitung biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian produk pertanian dari daerah produsen serta biaya transportasi hingga sampai ke Tanjungpinang dan direncanakan pada awal April MOU sudah dapat dilaksanakan mengingat tidak lama lagi akan memasuki Ramadhan dan Idul Fitri perlu dilakukan upaya pengendalian stabilitas harga.

Pada kesempatan itu juga Syahrul tidak hanya memaparkan upaya-upaya Kota Tanjungpinang dalam menjaga stabilitas harga, akan tetapi juga melakukan promosi akan objek wisata religi, wisata alam dan wisata kuliner yang ada di Kota Gurindam Negeri Pantun serta adat Melayu yang kental di negeri ini. Kedua kabupaten tersebut tanpak tertarik dengan pemaparan tersebut dan berkeingan melihat langsung Kota Tanjungpinang. (R/ian)



Posting Komentar

Disqus