Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali



Ketua timmses Ahok-Djarot, Prasetyo Edi Marsudi (Bartanius Dony/detikcom

JAKARTA, Realitasnews.com  - Ketua tim pemenangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, Prasetyo Edi Marsudi, merasa ada indikasi intimidasi di tiap TPS dalam Pilgub DKI putaran kedua ini. Namun dia masih ingin menunggu hasil dari KPU DKI.

"Ada suatu pemikiran saya, indikasinya adalah di tiap TPS ada intimidasi. Tapi ya masyarakat sudah memilih dan sementara quick count sudah menghasilkan. Ini tunggu dari hasil KPUD saja," ujarnya di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017).

Prasetyo mengatakan analisis itu dia yakini berdasarkan hasil penghitungan suara sementara yang jomplang. Dia menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi salah satu hal yang dibahas bersama Megawati malam ini.

"Saya normatif dipanggil menjelaskan masalah hasil hari ini. Bagaimana lapangannya, bagaimana permasalahannya, kok sampai jomplangnya terlalu jauh," katanya.

Prasetyo mengaku, saat putaran pertama pasangan Ahok-Djarot memperoleh hasil suara yang tidak terlalu jauh dari pasangan Anies-Sandi. Namun, dalam penghitungan sementara, dia mengaku terdapat jarak hingga 10%.

"Kan kelihatan pada saat putaran pertama kan kita nggak terlalu jauh posisinya. Tapi ternyata pas di putaran kedua ini kok bedanya sampai 10 persen," ucapnya.

Lebih lanjut Prasetyo mengatakan masih melakukan komunikasi untuk langkah selanjutnya terkait perbedaan suara yang ia rasa jomplang. Ditanya wartawan apakah akan membawa permasalahan ini ke MK atau tidak, Prasetyo enggan membeberkannya.

"Lihat nanti, masih dalam komunikasi," tuturnya.

Sebelumnya, sejumlah tamu terlihat berdatangan di rumah Megawati. Mobil Ahok terpantau masuk ke kediaman Megawati sekitar pukul 18.30 WIB. Ahok keluar sekitar pukul 20.00 WIB.



(detik.com)

Posting Komentar

Disqus