Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali



Gubernur Kepri, Nurdin Basirun (Fhoto : Istimewa)


JAKARTA, Realitasnews.com  – Kepulauan Riau memiliki segudang potensi dan peluang investasi, beberapa potensi wisata maupun wisata Religi sangat banyak di Kepri bahkan wisata Bahari di Anambas dan Natuna serta Lingga sangat mempesona banyak laut di Kepri yang keindahannya masih “perawan” belum terganggu oleh aktifitas manusia.

Lantaran Kepri memiliki segudang potensi, Gubernur Kepulauan Riau H. Nurdin Basirun mengundang para Duta Besar (Dubes) dari negara-negara sahabat untuk Indonesia yang berdomisili di Jakarta untuk datang ke Kepulauan Riau. Gubernur juga berjanji akan memberikan pelayanan yang maksimal semampu yang bisa dia lakukan.

"Melalui acara ini saya mengundang para Duta Besar untuk datang ke Kepulauan Riau. Saya akan mengajak anda keliling seluruh Kepri dan saya akan menakhodai kapalnya nanti. Dengan datang langsung ke Kepri anda akan tahu Kepri lebih dekat dan saya jamin anda akan tertarik untuk berinvestasi disana," kata Gubernur dalam acara Update From The Region yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Kepri bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri bertempat di lantai 2 kantor Kementerian Luar Negeri Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Gubernur juga berterimakasih kepada Kementerian Luar Negeri yang cukup intens mempromosikan Kepulauan Riau kepada para pengusaha internasional melalui kedubes yang ada di Jakarta, salah satunya melalui kegiatan ini. Dan sebanyak 30 Kedubes yang ada di Jakarta diundang dalam acara Update From The Region ini, 13 diantaranya langsung dihadiri Duta Besarnya, sementara lainnya diwakilkan.
Sebelum mengajak para Dubes ke Kepri, Gubernur terlebih dahulu memperkenalkan Kepri dengan berbagai potensi yang dimiliki. Gubernur menyampaikan jika Kepri adalah negeri yang berada diperbatasan, namun sangat aman dan nyaman bagi para investor dan turis. Dekat dengan Singapura, Malaysia dan Vietnam serta berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yakni salah satu jalur laut tersibuk di dunia sebagai akses perdagangan dunia.

"Kepri ini miniaturnya Indonesia, terdapat 2408 pulau disana. Dan banyak sekali potensi yang bisa kita gali di Kepri baik dibidang maritim, perdagangan, jasa, pariwisata, hankam, budaya dan sebagainya. Dan yang terpenting walaupun kami diperbatasan, namun selalu dalam keadaan aman dan kondusif," kata Gubernur.

Dalam kesempatan yang sama Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Muhammad Fachir dalam sambutan pembukaannya juga mengatakan jika Kepulauan Riau adalah salah satu Provinsi baru di Indonesia namun perkembangannya cukup pesat.

A. M Fachir menegaskan apa yang sudah disampaikan Gubernur, bahwa Kepri memiliki potensi investasi yang luar biasa seperti dibidang shipyard, pariwisata, kelautan, perikanan dan sebagainya.

"Tahun lalu, 2016, Kemenlu mengajak para Duta Besar yang ada di Jakarta datang ke Kepri untuk melihat langsung potensi yang ada di sana. Saya rasa itu adalah salah satu upaya kami mempromosikan peluang yang dimiliki Indonesia, khususnya Kepri. Dan acara ini akan kita agendakan menjadi agenda tahunan. Dan di tahun 2017 ini, rencananya kita akan kembali mengajak para Duta Besar datang lagi ke Kepri. Dan tentunya apa yang kita lakukan hari ini sangat berkesinambungan dengan program yang sudah kita lakukan itu tersebut," kata Fachir.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan diskusi panel. Dalam diskusi ini Gubernur Menjadi narasumber bersama Direktur Fasilitasi Promosi Daerah, BKPM RI, Kepala Bagian Perencanaan dan Kerjasama Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus serta kisah sukses pengusaha/investor di Kepri dalam hal ini diwakili oleh pihak PT. BRC.

Acara dialog ini dimoderatori oleh Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi dengan diawali pemutaran video profil Provinsi Kepulauan Riau. Inti dari diskusi panel ini adalah memperkenalkan Kepri kepada para Dubes dan pengusaha internasional secara lebih spesifik lagi. Termasuk diantaranya keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh setiap Kabupaten dan Kota yang ada di Kepri. Terutama daerah yang masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). (Hms / Ian)


Posting Komentar

Disqus