Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Tari Tor Tor Sipitu Cawan (Fhoto : Realitasnews.com)
ASAHAN, Realitasnews.com – Ribuan penonton memadati lapangan Sidodadi dijalan Pondok Indah, Kisaran pada Jumat Malam (28/7/2017) guna menyaksikan Pangelaran Seni Budaya Daeah (PSBD) Asahan ke III yang digelar etnis Batak Toba. Berbagai tarian di pertunjukkan pada acara ini salah satu tarian yang membuat pengunjung terpukau adalah tarian Tor Tor Sipitu Cawan yang ditampilkan oleh 6 orang penari dari sanggar tari yang berasal dari Pangururan, Samosir.
Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini tergolong sebagai tarian yang mempunyai nilai seni yang tinggi. Menurut legenda masyarakat Batak, Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini merupakan tarian yang diturunkan oleh tujuh bidadari dari khayangan saat mereka berada di sebuah kolam jernih di lereng gunung Pusuk Buhit.

Dalam budaya masyarakat Batak, tarian ini tergolong tarian yang bersifat sakral sehingga sejak dulu tarian ini hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti pengukuhan Raja ritual adat, dan berbagai acara suci lainnya serta acara sakral lainnya. Hingga kini aturan tersebut masih ditaati oleh masyarakat Batak, sehingga sangat jarang bagi kita untuk bisa melihat pertunjukan Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini sewaktu-waktu.

Pengunjung semakin terpukau melihat gerakan tari saat salah seorang penari maju ke depan kehadapan pengunjung sambil mamimpis air dari dalam cawan dengan dedaunan yang dipegang kedua tangannya. Sambil berjalan si penari memasukkan ranting dedaunan ke dalam cawan yang berisi air jeruk perut lalu dipispiskannya ke segala penjuru hal ini dilakukan untuk membersihkan lokasi tersebut.

Tari Tor Tor Sipitu Cawan difungsikan sebagai media pembersihan diri maupun tempat tarian itu ditampilkan. Hal ini dikarenakan cawan yang berisi air perasan jeruk perut yang dibawa penari diyakini dapat membersihkan serta menjauhkan dari hal-hal buruk dan jahat. Oleh karena itu juga tarian ini dianggap sakral dan suci sehingga tidak bisa ditampilkan sembarangan.

Saat mamimpis, lima penari lainnya meletakkan tiga cawan di bagian pundak, lengan dan bagian atas telapak tangan mereka, ditangan kiri dan tangan kanan sedang satu cawan lagi berada diatas kepala mereka.

Penampilan mereka ini sontak saja membuat pengunjung berteriak riuh sambil tepuk tangan pasalnya gerakan mereka ini membutuhkan keseimbangan. Selain itu sipenari harus membuat gerakan tarinya sambil mengikuti irama music gondang .

Sebelum tari Tor Tor Sipitu Cawan,  pada acara ini menampilkan tari Sibunga Jambu, lagu lagu daerah Batak Toba.

Dalam sambutannya ketua PSBD etnis Batak Toba, Tohap Hutabarat mengatakan bahwa seluruh penari dan penjaga stand etnis adat Batak Toba didatangkan dari Samosir. Hal ini dilakukan untuk memeriahkan acara PSBD Asahan ke III selain itu agar masyarakat Kisaran khususnya etnis Batak Toba dapat mengenali ikon dan tradisi Batak Toba.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh donatur yang telah membantu baik dari segi materi maupun dari segi pemikiran sehingga acara PSBD etnis Batak Toba ini dapat berlangsung dengan sukses,” katanya.

Sebelumnya ketua panitia PSBD Asahan ke III, Sofian Yoga memberikan apresiasi kepada etnis Batak Toba yang telah sukses berpartisipasi memeriahkan acara PSBD ini.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi seluruh pihak yang telah mendukung acara ini dan kami mengharapkan agar acara PSBD ini janganlah hanya seremonial saja namun acara ini dapat memperkuat silahturahmi seluruh masyarakat Asahan tanpa membeda bedakan etnis dan golongan namun  saling bahu membahu membangun Indonesia khususnya kabupaten Asahan,” tegasnya.

(Nes)

Posting Komentar

Disqus