Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Penenun Ulos Batak Toba, Ester Ristauli Manihuruk (Fhoto : Realitasnews.com)
ASAHAN, Realitasnews.com  –  Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan melalui Dinas Koperindag terus berupaya meningkatkan usaha pelaku usaha atau home industry bahkan Dinas Koperindag selalu mencari bapak angkat mereka.  Salah seorang pelaku home industry yang dibantu dan dibina Dinas Koperindag untuk mengembangkan usahanya adalah Ester Ristauli Manihuruk salah seorang penenun ulos yang kini tinggal di Kisaran.

Ester Ristauli Manihuruk saat ini ikut berpartisipasi memeriahkan Pangelan Seni Budaya Daerah (PSBD) kabupaten Asahan ke III ang digelar di lapangan Sidodadi, jalan Pondok Indah, Kisaran. Wanita kelahiran Pangunguran, Samosir pada 6 Juli 1982 lalu saat ini ikut memeriahkan PSBD di stand Batak Toba. Ia dengan mahir menenun ulos dengan alat tenun yang masih ala tradisional.
 
Dengan cekatan tangannya memintal benang dan membentuk corak ulos sesuai dengan corak yang dipesan oleh sipengorder.
 
Ketika ditemui sejumlah awak media Ia menyebutkan bahwa satu ulos dapat dibuatnya selama satu hari.
 
“Yang agak lama membuat songket bang lantaran alat tenunnya masih manual,” jelasnya
 
Harga satu songket,dikatakannya, beragam tergantung corak dan lebarnya.  “Kalau membuat songket tiga dimensi harga Rp 1,8 juta rupiah dan songket pengantin sekitar Rp 2,5 juta,-,” kata Ester
 
Banyaknya orderan membuat ia kadang kewalahan pasalnya ia hanya bekerja sendiri dan tidak memiliki karyawan.
 
“Susah saat ini mencari karyawan yang mau menjadi pengrajin tenun ulos,beruntung  suami saya orangnya pengertian dan kadang bersedia membantu menenun ulos  ” terangnya.
 
Ester mengakui bentuk perhatian Pemkab Asahan melalui Dinas Koperindag dan Dinas Sosial kabupaten Asahan terhadap pelaku home industry cukup tinggi.
 
“Dari Dinas Sosial kabupaten Asahan setipa triwulan mendapat bantuan dana sebesar Rp 5 juta,- dan dari bapak angkat yakni PT Inalum sebesar Rp 20 juta,- ,” terangnya.
 
Dana tersebut,dikatakannya, dicairkan setiap triwulan dan Ia merasa berterima kasih dengan Pemkab Asahan lantaran telah membantunya pasalnya dalam membuat ulos ini membutuhkan modal yang cukup lumayan untuk membeli benang.
 
Ia juga mengaku sering diundang oleh Pemkab Asahan untuk mengikuti acara ivent pameran pakaian adat Batak Toba seperti Ke Jakarta, Lombok bahkan ke Singapura dan Malaysia.
 
Ditempat terpisah Ketua Panitia PSBD kabupaten Asahan ke III, Sofian Yoga mengatakan sangat mengapresiasi atas partisipasi etnis Batak Toba pada acara PSBD apalagi dapat menghadirkan atau mengikut sertakan seorang penenun ulos dalam acara PSBD sehingga pengunjung dapat mengetahui langsung bagaimana proses pembuatan songket atau ulos Batak .
 
(Nes)


Posting Komentar

Disqus