Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, Bakri Hasyim (Fhoto : Realitasnews.com)
KARIMUN, Realitasnews.com - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, Bakri Hasyim   kesal terhadap yayasan Sahabat Anak Indonesia (SADO), Karimun yang berlokasi di jalan  Kapling, terkait test urine yang dilakukan mereka terhadap pelajar sekolah menengah pertama (SMP) tanpa terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan.
"Seharusnya  Yayasan SADO sebagai partner Disdik berkoordinasi terlebih dahulu sama kita tentu kita akan fasilitasi, masalahnya, yayasan SADO tidak menginformasikannya ke Disdik saat melakukan tes urine kepada pelajar SMP," ujar Bakri di wawancara IWO Karimun di Kantor Bupati Karimun, Rabu (20/9/2017).
Naiknya berita yang di expose oleh Yayasan SADO di media online beberapa hari yang lalu, dikatakannya, membuat bupati Karimun, Aunur Rafiq mempertanyakannya hal tersebut melalui telepon selulernya untuk menanyakan kebenaran dari data tersebut.
“Bahkan tadi pagi Wabup Karimun, Anwar Hasyim memanggil saya terkait test urine yang dilakukan oleh yaysan SADO itu,” jelas Bakri
Saat ditanya oleh Bupati dan Wabup, dikatakannya, tidak bisa menjelaskan apakah data dari yayasan SADO itu benar atau salah dan kami tidak mengetahui jumlah pelajar SMP yang terindikasi menggunakan narkoba seperti yang disebutkan oleh Yayasan SADO itu namun tidak disampaikan ke Disdik Karimun itu.
“Karena kami belum mempunyai data yang sah atau valid. Saya juga kaget melihat data tersebut di media online," terangnya
Bakri juga menyebutkan bahwa ia tidak mengetahui apakah Yayasan SADO sudah berkordinasi atau belum dengan pihak sekolah (SMP) dalam melakukan tes urine kepada siswanya.
"Seharusnya mereka berkordinasi ke Disdik dulu. Saya bukan minta dihargai, tapi cukup menginformasikan atau kordinasi terlebih dahulu, jika mau ke sekolah untuk melakukan tes urine ke pelajar," tegasnya.
Disdik Karimun, dikatakannya, telah mengecek ke SMP Negeri 1  Meral, SMP Negeri 1 Karimun, SMP Negeri 2 Karimun, SMP Negeri Binaan, hasilnya tidak ada Yayasan SADO melakukan tes urine terhadap pelajar di sekolah tersebut.
“Saya tidak tahu SMP lainnya yang didatangi Yayasan SADO," jelas Bakri.
Kendati demikian Bakri menyebutkan tidak menyalahkan Yayasan SADO lantaran masalah merupakan tanggug jawab  kita bersama namun ia menyebutkan jika berhubungan dengan pendidikan diharapkan yayasan SADO menginformasikan terlebih dahulu ke pihak Disdik.

"Kenapa di media online Yayasan SADO memberitahukan jumlah pelajar SMP yang terindikasi narkoba, kenapa tidak ke Disdik. Saya tidak menyebutkan Yayasan SADO melanggar. Tapi ada kekesalan saya, mengapa tidak berkordinasi dengan Disdik terlebih dahulu. Data yang disebarkan Yayasan SADO ke media sosial itu, masih menjadi tanda tanya bagi Disdik. Kalau memang benar data itu dan kita telah menerimanya, Disdik akan melakukan pembinaan terhadap sekolah dan pelajarnya. sehingga Disdik memiliki tanggungjawabnya," katanya.

Bakri menyebutkan bahwa Disdik Karimun sudah melayangkan surat untuk meminta data yang disampaikan oleh Yayasan SADO tersebut namun hingga saat ini mereka belum memberikan data itu ke Disdik Karimun.
"Jika  Yayasan SADO tidak juga memberikan data tersebut maka Disdik Karimun akan mengambil langkah-langkah kedepannya. Perlu diinggat,Yayasan SADO merupakan partner kerja Disdik," kata Bakri dengan nada tegas.
Bakri menyebutkan bahwa hari Sabtu nanti (23/9/2017), Ia akan mengumpulkan semua Kepala Sekolah SMP dan juga mengundang pihak Yayasan SADO untuk menyelesaikan permasalahan yang sudah heboh ini.  (Jup)

Posting Komentar

Disqus