Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Kapolda Kepri Irjen Pol Drs Sam Budigusdian MH Menunjukkan Fhoto Jaringan BOM di Sandal Salah Satu Delapan WNA Yang Diduga Anggota Terorisme (Fhoto : Istimewa )
BATAM, Realitasnews.com -  Kapolda Kepri Irjen Pol Drs Sam Budigusdian MH melalui Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Drs S Erlangga secara tertulis mengatakan bahwa kronologis diamankannya delapan WNA yang diduga anggota terorisme ini adalah berawal pada tanggal 3 Januari 2017 lalu mereka berangkat ke Kuala Lumpur Malaysia dari Bandara Minang Kabau Sumatera Barat dengan menggunakan pesawat Air Asia sekitar pukul 08.30 Wib.

"Mereka tiba di Kuala Lumpur, Malaysia sekitar pukul 9.30 Wib," katanya.

Kedelapan terduga teroris ini, kata Erlangga, merupakan Santri Pondok Pesantren Darul Hadits yang berada di jalan Kamang Tengah, kecamatan Empat Angket, kabupaten Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

"Mereka dipimpin oleh Ustad berinisial RAQH, "jelasnya.

Usai sholat Zuhur, lanjutnya, rombongan mereka pergi ke rumah sakit Mahkota, Malaka, Malaysia untuk menemani teman mereka yang berinisial RH berobat lantaran menderita luka di gendang telinganya.

" Akibat luka di gendang telinganya perlu ditempel dengan alat bantu selama satu bulan," jelasnya.
Oleh pihak rumah sakit Mahkota Malaka Malaysia, RH diharapkan agar jika datang ke Malaysia untuk mengobati kembali gendang telinganya agar tidak menggunakan pesawat lagi.

Setelah sholat magrib, mereka dijemput oleh MZ dengan menggunakan mobil untuk dibawa ke Taklim Centre Bukit Jalil, Malaka untuk istirahat dan memberikan ceramah tentang Istiqomah atas Sunnah Rasulullah.

Kemudian, pada hari Rabu ( 4/1/2017) sekitar pukul 16.00 Wib, dikatakan Erlangga, mereka berwisata dengan jalan jalan disekitar Malaka.

Esok harinya yakni Kamis (5/1/2017), mereka berangkat ke Kuala Lumpur untuk melakukan ziarah ke makam orang tua MH, setelah melakukan ziarah mereka diantar ke terminal bus tujuan Perlis tepatnya ke Pondok Pesantren Darul Quran Walhadist, Malaysia.

Setelah ,menginap semalam di Pondok Pesantren Darul Quran Walhadist pada  Jumat , (6/1/2017) mereka bertemu dengan Syeh Zaiyed Al Wusobi dari Yaman yang mengajar di Podok Pesantren tersebut untuk menyelesaikan usul Assunah Lilhumaidi serta untuk mendengarkan nasehat dari Syeh tersebut.

Pada Sabtu kemarin ( 7/1/2017) ke delapan WNA tersebut diantar ke Terminal Kereta Api, Bukit Ketri untuk berangkat ke Padang Besar yang merupakan perbatasan Malaysia dengan Thailand.

Mereka ke Padang Besar untuk mengunjungi sekolah Madrasah Rohmaniah yang dipimpinan oleh DR Ismail Lutfi Fattoni untuk meminta Wawasan Program Sekolah Tadiah sampai dengan jenjang Fakultas dalam bidang Agama.

"Drs Ismail Lutfi Fattoni sudah sering datang ke Indonesia untuk memberi seminar pendidikan agama Islam,"jelasnya.

Setelah itu, pada Selasa (10/1/ 2017) lalu sekitar pukul 01.30 Wib mereka berusaha masuk ke wilayah Singapura melalui Wood Land Bangunan Sultan Iskandar (BSI).

"Setiba di Singapura, oleh pihak Imigrasi Singapura melarang mereka untuk masuk ke wilayah Singapura dan menetapkan mereka sebagai status Not To Land (NTL)," kata Erlangga.

Adapun penetapan status mereka sebagai NTL, lanjut Erlangga, lantaran salah satu hand phone mereka yang berinisial REH ditemukan gambar gambar yang mengesankan ajaran Islamic State (IS).

Kemudian sekitar pukul 02.00 sampai dengan pukul 07.30 bagian EB (Densus) IPK Johir melakukan pemeriksaan terhadap mereka di bangunan Sultan Iskandar (BSI), Johor Bahru, Malaysia, petugas menemukan bahwa inisial REH telah menerima gambar gambar tersebut melalui group Whatsapp (WA).

"Gambar gambar IS yang diterima melalui WAnya  telah dihapus REH dan keluar dari group WA tersebut namun petugas tetap dapat mengetahui pengiriman gambar tersebut lantaran gambar tersebut masih tersimpan dalam file maneger handphonenya," terangnya.

Oleh pihak E8 IPK Johor menyimpulkan bahwa mereka mengamalkan ajaran ahli Sunni Wal Al Jammah serta mendukung perjuangan Islam State (IS) yang diketuai oleh Abu Bakar AL Baghdadi.

Namun, kata Erlangga, gambar gambar tersebut telah diterima mereka secara tidak sengaja dari group Whatsapp dan bukan mengandung unsur dukungan terhadap perjuangan Islam State.

Setelah diperiksa secara intensif, kedelapan WNA ini, kata Erlangga, dideportasi melalui Stulang Laut Malaysia  tujuan Batam, Indonesia pada pukul 09.30 dengan menggunakan kapal MV Marina Lines.

KBRI Kuala LUMpur Malaysia telah berkoordinasi dengan LO Polri, Johor dan Densus 88 Polri.

Erlangga menyimpulkan bahwa indikasi keterkaitan delapan WNA ini sebagai anggota terorisme adalah hasil pemeriksaan Imigrasi Singapura yang menemukan fhoro fhoto tentang keterkaitan dengan jaringan tindak pidana terorisme kelompok ISIS, kedua adanya fjoto rangkaian yang di duga bom didalam tapak sandalnya, kemudian adanya salah satu anggota group WA mereka yang menggunakan loggo ISIS, Fhoto kegiatan ISIS.

(R/pay)

Posting Komentar

Disqus