Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali



Anggota Komisi IV DPRD Batam, Bobi Alexander Siregar (Fhoto : Istimewa)

BATAM, Realitasnews.com - Anggota Komisi IV DPRD Batam, Bobi Alexander Siregar mengatakan telah mengajukan permohonan kepada kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Arifin Nasir agar membantu untuk membangun gedung SMA Negeri 21 Batam yang berada di Kabil, Telaga Punggur, Batam.

“Saya sudah membicarakannya dengan kepala Dinas Pendidikan provinsi Kepri, Arifin Nasir supaya membantu agar mengajukan lahan ke BP Batam untuk membangun gedung sekolah SMA negeri 21,” kata Bobi Alexander Siregar saat ditemui di kantor DPRD Kepri, Selasa,(4/4/2017)

Bobi mengatakan ia sangat sedih dan prihatin lantaran hingga saat ini SMA Negeri 21 Batam belum memiliki gedung sekolah padahal sekolah itu akan menamatkan siswanya  tahun depan.

Saat ini, kata Bobi siswa SMA negeri 21 Kabil jumlahnya sebanyak 6 lokal dan sejak penerimaan murid baru pada tahun 2015 lalu mereka tidak memiliki gedung dan selalu menumpang, pada tahun pertama yakni tahun 2015 lalu  menumpang di SMP 17 dan tahun kedua di tahun 2016 hingga saat ini menumpang di SD 011, Kabil Telaga Punggur.

“Siswa sekolah SMA Negeri 21 tersebut akan naik ke kelas III, saya sangat sedih dan prihatin saya mengharapkan kita menggunakan hati nurani kitalah,” kata kader Partai Hanura

Bobi mengaku ia tinggal di Kavling Punggur, berdasarkan informasi yang diperolehnya bahwa masyarakat Kabil menginginkan agar gedung SMA negeri 21 itu dibangun di lokasi di jalan Bumi Perkemahan Punggur tepatnya di dekat mesjid PKDP.

“Masyarakat Kabil menginginkan sekolah SMA negeri 21 dibangun di jalan Bumi Perkemahan Punggur, lahan itu saya ajukan ke BP Batam bersama ketua RW 18, Tantawi bersama lurah Kabil yang ketika itu dijabat Suyono,” kata Bobi

Menurut Bobi warga bersikukuh agar gedung SMA Negeri 21 Batam lantaran lokasinya strategis cukup menggunakan satu kali transfortasi, berada di tengah-tengah pemukiman warga dan lahannya sudah matang sehingga tidak menggunakan banyak biaya untuk membangun sekolah tersebut.

Berbeda jika SMA negeri 21 itu dibangun di lokasi yang dialokasikan BP Batam (di Messhall Kampung Panau Kelurahan Kabil ) lantaran lahan itu masih hutan dan membutuhkan biaya pematangan lahan yang tinggi dan jalur lalu lintasnya tidak strategis.

“ Biaya transportasi ke sekolah itu akan tinggi, kasihan kita melihat siswanya nanti,” tegas Bobi.

(IK/ian)

Posting Komentar

Disqus