Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali


BATAM. Realitasnews.com - Komisi IV DPRD Kota Batam sangat prihatin melihat kondisi RSUD Embung Fatimah yang sangat memprihatinkan bahkan sejak tahun 2014 hingga tahun 2016 lalu rumah sakit ini menunggak gaji dokter sebesar Rp 5,5 miliar,- . Melihat kondisi rumah sakit ini yang memprihatinkan membuat anggota Komisi IV DPRD kota Batam gerah dan melakukan infeksi mendadak ke RSUD ini pada Selasa (5/12/2017).

Saat mereka tiba, mereka sangat prihatin melihat kondisi RSUD Embung Fatimah Kota Batam pasalnya sudah sejak tiga bulan yang lalu perobatan di rumah sakit ini kosong.

Menurut Joko Mulyanto ketua komisi IV DPRD kota  Batam mengungkapkan kekosongan obat selama 3 bulan merupakan permasalahan tidak layak di sebuah Rumah Sakit bahkan sejumlah dokter yang mengabdi bilang RSUD ini mau tutup.

 "Dari pihak rumah sakit terlontar bukan hanya orangnya yang sakit ,Rumah sakitnya pun ikut sakit," kata Joko Mulyanto.

Disamping itu,  saat melakukan pengecekan tim komisi IV DPRD kota Batam menemukan peralatan medis banyak yang tidak berfungsi dan kurang layak digunakan, seperti transpusi darah,Rongsen.


Sementara itu Udin P Sihaloho sekretaris Komisi IV DPRD Batam menambahkan RSUD sebagai Rumah sakit pemerintah seharusnya menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien di setiap rumah sakit yang ada di Batam, tentunya dengan pelayanan yang sangat baik bagi masyarakat. Tetapi dilihat dari beberapa temuan permasalahan yang sangat ringan tidak bisa terpenuhi, seperti obat Parasetamol, Antibiotik.

 "Sudah jelas dari dokter yang bertugas pun mengaku perobatan tidak ada sama sekali atau kosong,"kata Udin.

Sekretaris komiai IV DPRD kota Batam menilai dari permaslahan yang ditemukan sebelumnya, semua bermula pada keuangan.

"Dibeberapa waktu lalu para dokter menggelar aksi damai lantaran jasa medis mereka idak dibayarkan,"katanya 

Padahal,  sebut Udin,  di tahun 2017 DPRD Batam untuk RSUD telah dianggarkan dana sebesar Rp 17.4 milyar,- anehnya di bulan Maret sudah mengalami ke kosongan obat,  dibulan Mei juga dapat laporan perobatan sudah kosong dan yang terakhir di bulan September perobatan juga kosong hingga saat ini.

Untuk selanjutnya, katanya, DPRD akan segara melayanglan surat ke Intansi terkait baik pihak Rumah Sakit,  Pemko beserta BPJS kesehatan untuk melakukan rapat bersama menyelesaikan permasalahan yang terjadi di RSUD Embung Fatimah.

Ketua Komite dokter RSUD, Yan Yanuar membenarkan bahwa keadaan Rumah Sakit dalam keadaan memprihatinkan. Diantaranya sudah tidak adanya persedian obat -obatan , terutama obat ringan di tambah fasilitas dan sarana medis sudah tidak lagi memadai.

"Ini rumah sakit pemerintah jadi kami selaku dokter tidak bisa berbuat apa - apa ,"ujar Yanuar mengatakan dihadapan anggota DPRD Batam.

Yanuar menyebutkan sebagian dari sejawatnya akan mengundurkan diri jika pemerintah tidak secepatnya menangani.

Sementara itu Sri Widya dari manajemen RSUD Embung Fatimah, mengungkapkan RSUD menunggak sekitar Rp 5,5 mulyar,- gaji dokter belum terbayar dari tahun 2014 sampai 2016. " ditambah di  tahun 2017 ini  Rp 1.5 miliar belum terbayar,"pungkasnya.

(Lian)

Posting Komentar

Disqus