Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Konpers di Mabes Polri tentang Bom Bekasi/ Foto: Karnavino Ahmad Rizqi/detikcom

JAKARTA, Realitasnews.com - Dua teroris yang ditangkap di flyover Kalimalang, Jakarta Timur, Nur Solihin dan Agus Supriyadi berperan sebagai perakit bom. Keduanya belajar merakit bom atas panduan Bahrun Naim, pimpinan Jaringan Ansharut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN).

"Mereka ini adalah sel-sel kecil bentukan BN (Bahrun Naim), dan mereka pun belajar membuat bom melalui komunikasi dari BN melalui telegram (aplikasi pesan-red)," jelas Kabag Mitra Divisi Humas Polri Kombes Awi Setiyono saat jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Minggu (11/12/2016).

JADKN merupakan kelompok yang baru terbentuk Maret 2016 lalu yang dipimpin oleh Bahrun Naim. Kelompok ini berafiliasi dengan Islamic State of Syrian and Iraq (ISIS) Suriah untuk membentuk jaringan ISIS di Indonesia.

"Memang mereka berafiliasi dengan ISIS Suriah, dan jaringan ini memang ada," ungkapnya.

Nur Solihin dan Agus Supriyadi merakit bom berdaya ledak tinggi di Solo. Mereka kemudian membawa bom rakitan dalam panci presto tersebut ke Jakarta untuk kemudian diserahkan kepada perempuan bernama Dian Yulia Novi.

Dian dipersiapkan sebagai calon pengantin yang akan meledakkan bom tersebut di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, pada saat pergantian jaga Paspampres pada pagi tadi. Namun berkat kesiagaan tim Densus, upaya tersebut digagalkan.

Pada Sabtu (10/12/2016) kemarin, tim Densus menangkap Dian di rumah kontrakannya di Jl Bintara Jaya VIII, Kota Bekasi dan Nur Solihin serta Agus Supriyadi di bawah flyover Kalimalang, Bekasi. Selanjutnya Densus 88 menangkap S alias Abu Ijah yang berperan sebagai perakit bom panci di Karanganyar.

(detik.com)

Posting Komentar

Disqus