Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Bangkai pesawat terlihat berada di antara pegunungan Jila dan pegunungan puncal Ilaga Papua. Sementara Baleendah Bandung kembali banjir. (Fhoto : liputan6.com)
JAKARTA, Realitasnews.com  - Tak pernah terbayang di benak Butet Endriyati Lubis akan kehilangan adik bungsunya dengan cara tragis. Endri Baringin Lubis, adik Butet menjadi salah satu korban Pesawat Caribou PK-SWW yang jatuh dan menabrak gunung di Papua.

Masih melekat jelas di ingatan Butet kepribadian adiknya yang baik dan disukai banyak orang. Termasuk cerita mengenai pengalaman adiknya berkarir sebagai Flight Operation Officer.

Butet menceritakan adiknya pernah dua kali hampir menjadi korban kecelakaan maut serupa seperti kejadian yang dialaminya kali ini.

"Dia sudah dua kali terbang nyaris jatuh. Tahun lalu yang kecelakaan pesawat di Oksibil Papua, harusnya dia terbang. Tapi dia terselamatkan karena ada pekerjaan di ground, dia nangis karena begitu merasa terpukul," ujar Butet di rumah duka di Kompleks Kostrad, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa 1 November 2016.

Sedangkan untuk peristiwa kedua, Butet tidak begitu ingat kejadiannya. Endri kembali selamat dari kecelakaan pesawat, sebelum pada akhirnya Sang Kuasa berkehendak lain dan ia pun harus berpulang dengan cara yang sama pada peristiwa pesawat jatuh.

"Sebelum yang di Oksibil juga pernah, di Papua juga. Tapi saya lupa tepatnya di mana. Di Bintang atau dimana gitu saya lupa. Pada saat itu ia juga hampir terbang, tapi batal," ujar Butet dengan penuh kedukaan.

Endri Baringin Lubis bersama 3 awak kabin lainnya menjadi korban meninggal pesawat PK-SWW milik Pemerintah Kabupaten Puncak yang menabrak gunung.

Pesawat hilang kontak pada Senin 31 Oktober 2016 dan ditemukan Selasa pagi, 1 November sekitar pukul 06.35 WIT oleh Pesawat Trigana air PK YRF di koordinat 04 06' 27" S 137 38' 79" E.

Posisi jatuhnya pesawat sekitar sebelah kiri Jila atau daerah yang berbatasan antara Kabupaten Timika dan Kabupaten Puncak.

(liputan6.com)

Posting Komentar

Disqus