Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Aksi Tolak Kekerasan Terhadap Wartawan (Fhoto : antara.com)
MAKASAR,Realitasnews.com -  Kekerasan terhadap Jurnalis kembali terjadi hampir bersamaan di dua tempat berbeda di Kota Makassar dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Jumat (21/10/2016).

Ashar, seorang jurnalis dari media harian Rakyat Sulsel mendapat kekerasan berupa pukulan di kepala dan badan oleh oknum anggota TNI Angkatan Udara (AU). Peristiwa itu terjadi saat oknum tersebut melakukan pengamanan istri salah satu Jenderal di salah satu restoran di jalan Gunung Merapi, Makassar, Sulsel.

Perlakuan arogan oknum TNI AU ini, kata Ashar, ketika dirinya melintas di jalan tersebut. Di saat bersamaan, rombongan istri pejabat itu singgah untuk makan di restoran. Kala itu oknum ini bertindak heroik melakukan kekerasan terhadap wartawan dengan dalih pengamanan.

"Saat itu saya melintas di jalan Gunung Merapi setelah liputan di Rujab Gubernur dan mau ke kantor redaksi membuat berita. Tetapi ketika saya melintas oknum anggota TNI itu secara arogan melarang dan memukuli saya waktu mau melintas," tuturnya.

Dirinya menceritakan oknum aparat hukum ini melakukan pengawalan, disaat bersamaan juga berada di samping rombongan, saat itu dirinya hendak memberi jalan mobil sedan yang ditumpang istri pejabat TNI AU menuju restoran untuk parkir.

Namun oknum pengawal secara tiba-tiba menghampiri lalu memukuli korban tanpa basa-basi. Meski sudah menyebut Jurnalis namun oknum itu tidak bergeming.

"Waktu itu saya sudah bilang, wartawan, tapi tidak dipeduli malah memukul kepalaku tiga kali serta badan satu kali lalu didorong. Setelah saya ulangi bahwa wartawan baru berhenti memukul ," bebernya.

Ketua terpilih Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel Abdullah Ratingan menyatakan kasus ini akan diadvokasi sampai proses hukum.

"Kami sudah terima kronologis peristiwa tersebut baik dari korban maupun beberapa orang yang melihat aksi pemukulan itu. Kami tetap melakukan koordinasi dengan pihak TNI AU agar langkah hukum diambil terhadap oknum yang bersangkutan," kata redaktur media Rakyat Sulsel itu.

Sementara, Kepala Penerangan Koopsau II Letkol G Maliti memberikan konfirmasi bahwa kejadian itu tidak ada unsur kesengajaan. Pihaknya berdalih lokasi tersebut sudah diblok anggota POM agar semua berjalan lancar.

"Kami sudah mengecek kepada yang bersangkutan bawa tidak ada unsur kesengajan. Bahwa dia mengakui menepuk helm dari pengendara motor yang ternyata seorang wartawan," katanya.

Selain itu pihaknya meminta maaf atas kejadian tersebut. Berdasarkan versinya, anggota POM ini menceritakan sudah menyuruh jalan yang bersangkutan namun masih berhenti.

Karena dianggap menghalangi, badannya didorong karena tamu yang dikawal mau masuk ke rumah makan Bakso Ati Raja. Pada saat itu jalan sudah di blok tapi yang bersangkutan masih tetap memaksa masuk. Setelah itu anggota menepuk helmnya lalu kemudian masuk ke kamar kecil.

"Kami memohon maaf kepada rekan-rekan media atas peristiwa ini. Semoga teman-teman wartawan memaklumi," ujarnya.

Sementara di tempat terpisah, kekerasan Jurnalis juga terjadi di Kabupaten Bone, Sulsel. Sejumlah wartawan mendapat tendangan dari oknum tim pengamanan anggota AMPG Golkar saat mengawal Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto di Lapangan Merdeka, Bone.

Saat itu sejumlah wartawan ingin melakukukan atau wawancara cegatan atau "doorstop" kemudian dihalau anggota AMPG tepat di hadapan Setya Novanto usai pembukaan Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Golkar se Sulsel.

Tidak hanya dihalangi, beberapa wartawan mendapat perlakuan tidak menyenangkan, didorong dan ditendang serta disikut sampai keluar dari blokade barisan AMPG itu agar akses jalan bebas tanpa gangguan.

"Mereka mengatakan awas, awas bapak mau jalan sambil menendang, mendorong juga menyikut wartawan," ucap Mustaqim salah seorang Jurnalis harian Fajar menceritakan kejadian yang menimpa bersamaan rekan lainnya.

Kejadian ini pun mengundang reaksi Setya dengan mengatakan kepada barisan pengamanan, jangan kalian seperti itu sama wartawan. Meski Setya Novanto memberikan waktu wawancara saat tiba di Rujab Bupati Bone, namun wartawan terlanjur kecewa dan tidak menghadiri sesi wawancara itu.

"Mereka jelas-jelas menghalang-halangi kerja kami. Jauh-jauh kami dari Makassar diundang untuk meliput kegiatan ini, tapi diperlakukan kasar seperti itu," kesal Mustaqim saat dihubungi melalui ponselnya. (antara.com)

Posting Komentar

Disqus