Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Hillary Clinton (REUTERS/Brian Snyder)
Iowa, Realitasnews.com  - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Hillary Clinton yakin pengkajian ulang FBI terhadap email-emailnya tak akan mengubah kesimpulan akhir bahwa dirinya tak akan dijerat pidana. Hillary menantang FBI untuk mengungkap fakta secara lengkap kepada publik.

"Pemungutan suara tengah berlangsung, jadi rakyat Amerika pantas mendapatkan fakta lengkap dan penuh, segera," tegas Hillary dalam konferensi pers singkat di sela-sela kampanyenya di Des Moines, Iowa, seperti dilansir CNN, Sabtu (29/10/2016).

Komentar Hillary di Iowa itu merupakan komentar pertamanya setelah FBI mengumumkan akan mengkaji ulang email-email Hillary yang menggunakan server pribadi. Pengkajian ulang itu dilakukan setelah ada temuan email baru yang diyakini terkait penyelidikan email Hillary.

"Sangat penting sekali agar biro (FBI) menjelaskan isu-isu yang menjadi pertanyaan, apapun itu, tanpa penundaan sedikitpun," imbuh Hillary.

Direktur FBI James Comey mengumumkan pengkajian ulang itu dalam surat kepada 8 Ketua Komisi di parlemen AS, Jumat (28/10/2016) waktu setempat. Dalam suratnya, Comey menyatakan pengkajian ulang perlu dilakukan demi mencari tahu apakah temuan baru itu mengandung informasi rahasia negara.

"Dia (Comey-red) mengatakan dirinya tidak tahu apakah email-email yang dimaksud dalam suratnya tergolong penting atau tidak," sebut Hillary.

"Saya percaya diri, apapun (isi email) itu, tidak akan mengubah kesimpulan yang dicapai pada bulan Juli," imbuhnya, merujuk pada keterangan Comey pada Juli 2016 yang menegaskan FBI tidak akan merekomendasikan dakwaan pidana terkait kasus email Hillary.

"Kita terpaut 11 hari dari, mungkin, pemilu paling penting sepanjang hidup kita. Kita tidak tahu fakta-faktanya, itulah mengapa kita menyerukan kepada FBI untuk merilis semua informasi yang mereka miliki," tegas Hillary lagi.

Menurut dua sumber yang memahami penyelidikan FBI, email-email baru itu ditemukan bukan saat menyelidiki email Hillary, namun dalam penyelidikan terpisah terhadap seorang mantan anggota parlemen AS bernama Anthony Weiner, yang juga suami ajudan Hillary, Huma Abedin. FBI juga ikut menyelidiki Weiner yang diduga mengirimkan pesan singkat berbau cabul terhadap anak perempuan berusia 15 tahun di North Carolina.

Sumber itu menyebut, sejumlah email dari server pribadi Hillary ditemukan dalam perangkat elektronik terkait penyelidikan kasus Weiner. Sedangkan NBC News melaporkan, email-email temuan baru itu dikirimkan oleh Abedin kepada Hillary, dengan menggunakan laptop milik Weiner.

(dtk)

Posting Komentar

Disqus