Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Bawor Warga Dam Baloi Kolam Korban Penembakan Saat Tim Terpadu Memberikan Surat Edaran (Fhoto : istimewa)
BATAM, Realitasnews.comWarga Dam Baloi Kolam kini masih trauma pasca bentrok dengan tim terpadu yang terdiri dari TNI, Polisi, Satpol PP dan Ditpam Otorita. Bentrok terjadi pada Kamis (22/9/2016) lalu yang membuat salah seorang warga bernama Bawor yang mengaku paha belakang kaki sebelah kanannya terluka akibat tertembak.

Bawor ketika ditemui dirumahnya, Jumat (28/10/2016) sore di ruli Dam Baloi Kolam mengakui hingga saat ini ia tidak mendapat sagu hati sebagai pengganti biaya perobatan kakinya yang terluka.


“Lebih dari dua minggu saya mas tidak bisa bekerja lantaran menderita luka tembak di sebelah paha kaki kanan saya,” kata Bawor.

Bawor mengaku tinggal di ruli Dam Baloi Kolam sejak tiga tahun yang lalu sebelumnya ia mengontrak rumah.

Secara pribadi, kata Bawor, Ia sangat mendukung program pembangunan pemerintah namun ia juga menyebutkan agar sebelum melakukan penggusuran pihak pengembang PT Alpine Multy Bracket atau Tim Terpadu duduk bersama dengan warga untuk mencari solusi tidak melakukan penggusuran secara paksa.

“Kalau menggusur dicari dulu solusinya sehingga warga dan pihak pengembang tidak ada yang dirugikan,” tegas Bawor.

Bawor juga sangat menyesalkan sikap anggota Kodim 0316 Batam yang lebih memihak kepada pengembang tidak bersikap netral untuk melindungi rakyat.

“Padahal mereka berasal dari rakyat untuk rakyat dan kembali ke rakyat,” kata Bawor dengan nada kesal.

Bawor menceritakan saat peristiwa penembakan kakinya terjadi, ketika ia tiba di lokasi warga dan tim terpadu sudah bentrok dan sudah terjadi saling lempar lemparan, ia berniat untuk menetramkan warga dan menyuruh warga mundur.

“Saya tiba dilokasi sudah terjadi bentrok dan lempar lemparan, jadi untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan saya maju ketengah menyuruh warga mundur,” ujar Bawor sambil mengangkat tangannya mempraktekkan gaya ia menyuruh warga mundur dengan membelakangi Tim Terpadu.

Tiba tiba saja,lanjut Bawor , terdengar suara tembakan dan saya lihat celana saya robek dan terluka.

“Saya baru sadar bahwa kaki saya terluka akibat tertembak,” kata Bawor.

Bawor mengakui ia tidak mendapat biaya perobatan dari tim terpadu dan kodim 0316 Batam.

“Biaya perobatan kaki saya yang terluka dari sumbangan warga Dam Baloi Kolam,” jelasnya.

Kami juga warga Negara Indonesia, kata Bawor, yang harus dilindungi dan diayomi oleh aparat penegak hukum diantaranya TNI Angkatan Darat.

Kodim 0316 seharusnya netral bukan malah memusuhi kami dan berpihak kepada pengembang.

“TNI itu digaji dari uang rakyat, seluruh pakaian dinasnya, mulai dari sepatu dan kaus kakinya di biayai dari uang rakyat seharusnya kodim 0316 Batam bersama rakyat membangun Batam dan menjaga keutuhan NKRI,” tegas Bawor.

Intinya, lanjut Bawor, kami sangat mendukung pemerintah menata kota Batam, “Tetapi mari kita duduk bersama mencari solusi,” tegas Bawor.

Selama ini,kata Bawor, tidak pernah pemerintah dan pengembang dan warga duduk bersama mencari solusi sehingga penggusuran bisa berjalan dengan damai dan tertib.



 (pay/IK)


Posting Komentar

Disqus