Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali


BATAM, Realitasnews.com – Salah satu menjadi primadona dan penyumbang Pendapat Asli Daerah (PAD) provinsi Kepri adalah  sektor Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB KB). Sebab dalam dua tahun terakhir, sektor ini memberi sumbangan maksimal penerimaan pajak daerah selain Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan pajak Bea Balik Nama (BBN).

“Saya mendorong sekaligus mengapresiasi agar sektor pajak PBB KB ini terus menjadi primadona ke depan,” kata Plt Gubernur Kepri H Isdianto saat membuka Rakornas Pendapatan 2019 di Swiss Bell Hotel Batam, Kamis (26/9).

Rakornas ini mengusung thema “Optimalisasi Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Melalui Pengawasan Peredaran Bahan Bakar Minyak” diikuti  seluruh provinsi se Indonesia dan berlangsung selama tiga hari terhitung tanggal 25 hingga 27 September 2019.

Hadir pada kesempatan tersebut, Direktur Pendapatan Daerah Dirjen Bina Keuangan Daerah  Kemendagri Hendriwan, Wakil Ketua Sementara DPRD Kepri Asmin Patros, Kepala Badan Pangatur Hulu Migas, Dirlantas Polda Kepri, Kepala Jasa Raharja Kepri,  pimpinan Bank se Kepri, perwakilan  Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam dan  hadirin undangan dan para peserta rakor se Indonesia.

Terobosan untuk terus memaksimalkan penerimaan pajak PBB KB bukan tanpa sebab. Karena sebagai daerah kepulauan, Kepri mengalami persoalan dalam mengoptimalkan penerimaan pajak. Lima sektor potensil penerimaan pajak daerah di Kepri, semua basisnya berada di darat. Sementara luas daratan kita hanya 4 persen.

“Inilah kesulitan kita untuk menggali dan mengoptimalkan penerimaan pajak daerah,” kata Isdianto.

Kenyataan ini juga  masih ditambah dengan permasalahan sosial. Karena tidak sedikit wajib pajak semisal kendaraan bermotor di Kepri yang menunggak pajak. Rendahnya kepatuhan membayar pajak, biasanya banyak terjadi di pulau-pulau kecil.  Ada yang beranggapan kalau kewajiban membayar pajak, hanya cukup dilakukan sekali saja, saat mereka membeli kendaraan.

“Inilah salah satu kesulitan yang ada, dalam  upaya  mengoptimalkan penerimaan pajak,” kata Isdianto.

Memang untuk membuka layanan Samsat di pulau-pulau juga terkendala dengan banyak persoalan. Mulai dari tingginya biaya penagihan, letak geografis, keterbatasan SDM hingga akses transportasi yang sangat sulit dijangkau.

Karena Isdianto mengapresiasi, ditengah kondisi yang tidak mudah untuk memaksimalkan potensi penerimaan pajak daerah yang ada, muncul potensi penerimaan pajak baru, yang itu juga bagian dari hak pengelolaan  oleh provinsi.

Sementara itu Ketua Panita Rakornas Pendapatan  yang juga Kepala BP2RD Provinsi Kepri Resni Yusneli menjelaskan kalau pelaksanaan rakornas kali ini di maksudkan sebagai wadah koordinasi, terkait pengelolaan dan pengoptimalan pajak pajak daerah.

Tidak itu saja, melalui rakornas juga diharapkan menjadi wadah bertukar fikiran dan ajang diskusi, serta upaya memberi masukan guna upaya penguatan dalam rangka mrmaksimalkan penerimaan pajak daerah.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan piagam penghargaan kepada 12 wajib pajak  pungut atas ketaatan dan kepatuhannya  dalam memungut  pajak bahan bakar minyak di Provinsi Kepri. Mereka selanjutnya menerima penghargaan berupa plakat yang diserahkan langsung Plt Gubernur Isdianto.
(hms/pay)

Posting Komentar

Disqus