Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Pemko dan BP Batam Akan Menjadi Pelaksana Dalam Proyek Kerjasama Ekonomi Sub Regional IMT-GT
Asisten Deputy Manister for Regional and Sub Regional Economic Coorperation, Netty Muharni Saat Melakukan Kunjungan Kerja ke BP Batam (19/11/2021) (Fhoto : Parulian)


BATAM, Realitasnews.com - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan kunjungan kerja ke BP Batam untuk membahas perkembangan dan potensi pemanfaatan kerja sama ekonomi sub regional Indonesia - Malaysia - Thailand Growth Triangle (IMT - GT) pada Jumat (19/11/2021) di Marketing Centre BP Batam, Batam Center, Batam.

Asisten Deputy Manister for Regional and Sub Regional Economic Coorperation, Netty Muharni saat ditemui sejumlah awak media usai menggelar pertemuan dengan BP Batam mengatakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong kerja sama tiga negara dalam bidang ekonomi dan investasi IMT – GT untuk segera terealisasi.

Ia menyebut dalam kerjasama anatara Indonesia, Malasyia dan Thailand akan melibatkan wilayah Sumatera untuk Indonesia dan juga melibatkan seluruh Semenanjung Malaysia dan melibatkan juga 14 Provinsi di Thailand

“ Jadi kerjasama ini potensinya sangat besar untuk kita mamfaatkan," katanya.

Ia menyebut ada juga potensi dari lembaga internasional yang masuk melalui kerja sama IMT-GT tersebut, terutama pendanaannya yang bisa dimamfaatkan untuk pembangunan hijau.

“ Arah pembangunan sudah berubah sekarang ini dan sangat mendukung untuk pembangunan hijau, termasuk bagaimana energi efisiensi dan untuk energi yang ramah lingkungan dan untuk pembangunan hijau lainnya,” katanya.

Netty juga menjelaskan di dalam kerjasama IMT-GT ada 7 sektor diantaranya : perdagangan, investasi, pariwisata, pertanian, perhubungan ICT, sektor halal dan kerjasama lingkungan.

“ Namun pembahasan kali ini untuk melihat beberapa projek yang berpotensi untuk menjadi proyek prioritas dalam kerjasama IMT-GT untuk lima tahun ke depan, beberapa potensi yang menjadi prioritas bahasan hari ini termasuk untuk Nongsa kemudian untuk Halal Park yang sudah ada dan satu lagi untuk pengembangan Batam sebagai Green City jadi ini yang menjadi pembahasan yang menjadi prioritas hari ini,” katanya.

Dalam kerja sama ini BP Batam dan Pemko Batam akan menjadi pelaksana dalam proyek tersebut.

"Jadi tadi pembahasannya lebih kepada potensi yang masih diperlukan/butuh dukungan dari kerja sama Internasional, bahkan aktifitas sudah ada tentunya masih ada interpensi yang dibutuhkan itu yang kita bahas,"jelasnya.

Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemko Batam Pebrialin,SE,Msi yang mengikuti rapat tersebut menjelaskan rapat hari ini yang dipimpin langsung oleh Netty dari  Kemenko Bidang Ekonomi. Rapat tersebut untuk menindak lanjuti hasil dari pertemuan beberapa waktu yang lalu dimana Batam terpilih dari 2 kota menjadi wilayah  ditetapkan sebagai  Green City.

“ Tadi kita juga sudah memaparkan terkait dengan progres dan perkembangan yang akan dilakukan.sebenarnya ada 8 atribut yang memang ditargetkan di dalam Green City untuk Batam dan tadi juga dari sisi perencanaan sudah kita paparkan dan ini akan terus berlanjut hingga tahun 2024 yang akan datang dan juga beberapa tahapan atribut kita masukan termasuk tadi Green Comunity, Green Energi dan juga terkait dengan Green Water yang juga kita sampaikan dalam pertemuan tersebut,” katanya.

Yang paling menarik dalam pemaparan tadi,katanya, mengenai Green Energi dan selama ini pengelolaan sampah di Batam menjadi catatan penting bagi Pemko Batam.
 
" Kita berharap dengan adanya kerja sama antar Malaysia dan Thailand dan Indonesia tentunya ada Investor yang tertarik khususnya dalam penanganan pegelolaan sampah yang ada di Batam yang bisa menjadi sumber energi,"katanya.

Ia menyebut dalam pertemuan tersebut seorang pengusaha indusri mengusulkan dua pulau tempat untuk membuang limba B3, sebab selama ini limbah B3 dari Kawasan industry Batam dan Bintan dibawa ke Cilengsi, Bandung.

“ Para pengusaha industry di Batam dan Bintan tertarik agar tidak harus membuang limbah B3 ke Cilengsi sebab biayanya sangat besar,” katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pengembangan KPBPB Irfan Syakir Widyasa yang menyebut BP Batam meyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada Netty yang turun langsung ke Batam untuk  menyerap aspirasi dan menanyakan dukungan apa yang dibutuhkan untuk memanfaatkan skema kerjasama yang luar biasa besar ini.

Ia menyebut seluruh Provinsi di Sumatera dan seluruh Provinsi di Malaysia dan 14 Provinsi di Thailand adalah bagian dari kerjasama tersebut. Konsentrasi BP Batam tentunya membuka peluang kerjasama antara kawasan  FTZ yang ada.

“ Dari 8 sektor tadi yang menjadi unggulan yang akan kita Fleksi unggulannya  adalah kawasan yang dibuka di Nongsa, saat ini luar biasa dari tahap satu ada 10 Plot dan 2 Plot sudah ada investornya dan yang 8 Plot masih dalam tahap pemasangan. Hal ini juga sejalan dengan pembangunan infrastruktur dalam 2 tahun terakhir ini,” kata Irfan. (Lian )

Posting Komentar

Disqus