Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali


ASAHAN, Realitasnews.com
– Ratusan masyarakat Asahan dari berbagai pelosok menyaksikan tari Ranup Lampuan dan tari daerah Aceh lainnya yang digelar pada Pagelaran Seni Budaya Daerah  (PSBD) pada hari ketujuh yang dilaksanakan di lapangan Simpang Sidodadi tepatnya di depan terminal Madya Kisaran, Rabu (27/11/2019).

Kegiatan itu dihadiri oleh Asisten 2 kabupaten Asahan Jhon Hardi Nasution, sejumlah kepala OPD,  para ketua etnis khususnya yang bergabung dalam Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat (Forkala) Kabupaten Asahan serta ratusan masyarakat Kabupaten Asahan.

Bupati Asahan dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten 2 Jhon Hardi Nasution mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Asahan akan melaksanakan PSBD sebagai agenda kerja sekali dua tahun. Sebagai iven untuk hiburan wisata,  menarik wisata hadir ke Kabupaten Asahan.

Kegiatan PSBD ini digelar, katanya selain untuk hiburan juga untuk melestarikan budaya daerah sehingga anak-anak generasi masyarakat Asahan dapat mengetahui tentang kesenian dan kebudayaan minimal dari 14 suku yang ada di Kabupaten Asahan.

Tari Ranup Lampuan ini merupakan salah satu tarian dari daerah Aceh yang ditampilkan oleh putri-putri masyarakat Asahan yang mayoritas etnis Aceh. Dalam bahasa Aceh, Ranup Lampuan artinya sirih dalam puan. Puan itu sendiri adalah tempat sirih khas Aceh. Ranup Lampuan merupakan tarian tradisional Aceh yang biasanya ditarikan oleh wanita sebagai bentuk penghormatan dan penyambutan tetamu secara resmi. 

Tari Ranup Lampuan pun memiliki kearifan lokalnya tersendiri. Masyarakat Aceh terkenal dengan kebiasaannya yang sangat memuliakan tamu.  Tari Ranup Lampuan memiliki keanekaragaman gerakan di dalamnya merupakan simbol kebiasaan masyarakat Aceh dalam menyambut dan menghidangkan sirih kepada tamu yang datang. Jadi, sirih dalam puan pun dihidangkan secara nyata oleh para penari kepada tamu kehormatan. Gerakannya menceritakan proses menghidangkan sirih kepada tamu, dimulai dari salam sembah dengan mengayunkan tangan sebagai perlambang mempersilakan tamu untuk duduk, memetik sirih, membuang tangkainya, menyapukan kapur, memberi gambir dan pinang,membungkusnya, meletakkannya dalam puan,
sampai menyuguhkan sirih kepada tamu.

Ranup itu sendiri berperan penting dalam kehidupan sosial masyarakat Aceh, dan umumnya selalu ada dalam berbagai macam prosesi penting, seperti pernikahan, khitanan, dan menguburkan jenazah. Dan alasan mengapa Tari Ranup Lampuan biasanya ditarikan oleh ureueng inong atau perempuan adalah karena pekerjaan menyuguhkan sirih adalah pekerjaan kaum perempuan.

Mewakil ketua etnis Aceh Iwan Metha,  Dayat Avit mengatakan sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Asahan yang telah menganggendakan kegiatan Pegelaram Seni Budaya Daerah selain untuk menjalin tali silaturrahmi antar suku di Kabupaten Asahan juga dapat melestarikan kebudayaan daerah serta dapat mendukung program Pemkab Asahan mewujudkan masayrakatnya  yang Reliqius Sehat Cerdas dan Mandiri.

Selain menampilkan Ranup Lampuan, masyarakat etnis Aceh juga menampilkan tarian adat Aceh lainnya seperti tarian Pukat, gerakan tarian ini menceritakan tentang masayrakat Aceh sama-sama menarik pukat, rsama - sama menangkap ikan di laut. Kemudian Tari Nabi dan terakhir tari Bungo Jumpa. (Nes)


Posting Komentar

Disqus