Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali


BATAM, Realitasnews.com – Direktur Operasi PLN Batam, Awaluddin Hafid membantah pemadam bergilir yang dilakukan Bright PLN Batam lantaran ingin menaikkan tarif listrik tetapi pemadam bergilir itu dilakukan dengan terpaksa lantaran salah satu mesin pembangkit listrik rusak akibatnya pasokan arus listrik berkurang.

“ Power Turbin dari mesin pembangkit listrik di PLTG Panaran yang dikelola oleh PT Mitra Energi Batam (MEB)  dan PT Dalle Energy Batam (DEB) pada awal April 2019 lalu rusak akibatnya pasokan listrik berkurang sekitar 40 Megawatt,” kata Direktur Operasi PLN Batam, Awaluddin Hafid saat menggelar pertemuan dengan sejumlah awak media di rumah makan Saung Sunda Sawargi Batam Centre, Batam, Jumat (12/4/2019).

Ada dua komponen mesin tersebut diantaranya satu komponennya sudah datang pada tanggal 10 April 2019 kemarin dan satu komponen lagi sedang dalam perjalanan.

Jika Power Turbin  itu diperbaiki akan membutuhkan waktu selama satu tahun dan pihak kontraktor terpaksa menyewanya dari Inggris dan diperkirakan  pada tanggal 24 April 2019 ini masalah kerusakan Power Turbin itu bisa diatasi dan pasokan listrik di Batam akan kembali normal seperti sedia kala.

Awaluddin juga menyebutkan bahwa kerusakan Power Turbin  juga dialami oleh salah satu pembangkit listrik yang dikelola oleh PT PLN Batam pada bulan Oktober 2018 lalu dan diperhitungkan akan selesai pada bulan Mei 2019 ini.

Sebagai perusahaan yang profesional, kendati pembangkit listriknya mengalami masalah Bright PLN Batam bertanggung jawab untuk mensukseskan Pemilu 2019 yang dilaksanakan secara serentak di Indonesia pada tanggal 17 April 2019 ini  dan komitmen untuk mensukseskan pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

 


Ia menyebutkan untuk menyukseskannya Pemilu 2019 dan UN itu Bright PLN Batam akan menyediakan mesin genset di setiap kecamatan dengan kapasitas daya sebesar 5500 KVA dan di KPU kota Batam dengan kapasita daya sebesar 200 KVA.

Selain itu, katanya, Bright PLN Batam akan menyiapkan petugasnya di setiap Kecamatan dan di kantor KPU Kota Batam.

Ia mengakui sejak rusaknya Power Turbin mesin pembangkit listrik PLTGU – PLN Batam pada bulan Oktober 2018 lalu pasokan Daya arus berkurang di tambah lagi sejak awal bulan April 2019 Power Turbin dari mesin pembangkit listrik PLTGU - MEB mengalami kerusakan maka apabila beban pemakaian naik Bright PLN Batam terpaksa melakukan pemadaman bergilir.

Selain masalah Power Turbin dari dua mesin pembangkit listrik yang rusak itu, Bright PLN Batam baru –baru ini juga mengalami masalah di pembangkit listrik PLTU –Tanjung Kasam yang dikelola oleh PT (TJK) Power yang berbahan bakar batu bara.

“ Batu bara itu didatangkan dari Kalimantan dan Sumatera namun ditengah perjalanan batu bara itu terpapar oleh air hujan akibatnya batu bara itu basah dan ketika dimasukkan ke dalam Boyler kemampuan pembangkit listrik menurun atau nyoblok yang biasanya bisa menghasilkan daya sebesar 55 Megawatt berkurang hingga 50 %, nah itulah yang kita alami dengan terpaksa Bright PLN Batam melakukan pemadaman bergilir ," katanya.

Ia menyebutkan  daya mampu kondisi pembangkit listrik Bright PLN Batam yang ada di Batam dan Bintan jika dengan kondisi normal adalah sebesar 567, 5 Megawatt (MW).

Ada tiga pembangkit listrik di Batam yang terbesar yaitu :
  1. PLTU Tanjung Kasam (TJK Power) daya mampunya sekitar 110 MW sampai 120 MW.
  2. PLTG Panaran (DEB/MEB) , untuk PLTGU MEB daya mampunya sebesar 78,5 MW dan PLTGU DEB daya mampunya sebesar 77,3 MW ditambah mesin gas turbin daya mampunya sebesar 17 MW.
  3. PLTGU Tanjung Uncang sebesar 126 MW
“Ketiga pembangkit listrik yang terbesar yang ada di Batam itu saat ini kondisi mesinnya sudah tua,” katanya.

Sedangkan dari pembangkit listrik lainnya mempunyai daya mampu diantaranya :
  1.     PLTD Batam daya mampunya sebesar 26 MW
  2.     ELB daya mampunya 75 MW
  3.     Kabil daya mampunya sebesar 10,2 MW
  4.     CTI daya mampunya sebesar 12,5 MW
  5.     Lobam daya mampunya sebesar 12,5 MW.
Total daya mampu Pembangkit Batam dan Bintan itu sebesar 567,5 MW dan beban puncak tertinggi 465 MW cadangan sebesar 102,5 MW reseve margin sebesar 77 %.

Lebih lanjut dikatakannya  jika kondisi pembangkit listrik tidak mengalami gangguan Bright PLN Batam masih memiliki cadangan sekitar 102,5 Megawatt, karena daya mampu kita dari seluruh pembangkit listrik yang kita miliki dayanya sekitar 567,5 Megawatt sedangkan beban dari seluruh pelanggan Batam itu sekitar 465 Megawatt kelembaban normal dan cuaca cerah dengan suhu 30 derajat celsius hingga 31 derajat celsius.

“ Jika suhu cuaca tinggi sudah pasti beban akan semakin tinggi lantaran konsumen akan memakai AC, kipas angin, atau peralatan elektronik lainnya,” terangnya.

Usai melakukan sesion tanya jawab Bright PLN Batam mengajak para awak media mengunjungi ke pembangkit-pembangkit   IPP dan  PLN Batam ke PLTU Tanjung Kasam (TJK Power), PLTG Panaran (DEB/MEB) dan Batam Control Centre (BCC).

 


Lokasi yang pertama dikunjungi adalah pembangkit listrik  adalah PLTU Tanjung Kasam (TJK) Power yang terletak di Kabil, Telaga Punggur, Batam.

Para pejabat teras Bright PLN Batam bersama para awak media setibanya di PLTU Tanjung Kasam (TJK) Power disambut oleh Direktur PT. TJK Power, Made didampingi stafnya Suryanto.

Dalam penjelasannya Made mengakatakan bahwa  PLTU Tanjung Kasam dikembangkan oleh PT TJK Power, penyedia listrik swasta berbahan bakar batu bara dan kondisi mesin pembangkit listrik saat ini bagus namun perlu dilakukan pemeliharaan agar tidak over hold.

“ Kami sebenarnya dalam bulan April 2019 ini akan melakukan pemeliharaan namun terpaksa ditunda agar pelaksanaan Pemilu 2019 dapat dilaksanakan dengan sukses,” kata Made.

Ia menyebutkan PLTU Tanjung Kasam ini salah satu Pemasok listrik ke Bright PLN Batam, daya arus listrik yang diproduksi adalah sebesar 2 X 55 Megawatt yaitu sebesar 110 Megawatt atau sebesar 30 % dari daya yang dibutuhkan Bright PLN Batam untuk memasok listrik ke seluruh pelosok Batam.

 


Lebih lanjut dikatakannya produksi daya sejak bulan November 2018 hingga Januari 2019 sebesar 225, 596 MW, diantaranya untuk bulan November 2018 produksi daya sebesar 72,698 MW, bulan Desember 2018 produksi daya sebesar 74, 499 MW dan bulan januari 2019 produksi daya sebesar 78,399 MW.

Stock bahan bakar batu bara pada 11 April 2019 sebanyak 12,769.MT , pemakaian 1.800 MT, Suplay batu bara dari Kalimantan dan Sumatera dan batu bara yang belum dibongkar 14.500 (masih dalam antrian).

Sedangkan pemakaian dan stock batu bara pada 11 April 2019, pemakaian 146,327.00, stock 12,769.11,  AVG/bulan 48, 775.67.

Sedangkan pemamfaatan Faba TJK Power, katanya, produksi 70.000 MWh hingga 85.000 MWh  perbulan sedangkan pemakaian batu bara 36.000 hingga 46.000 ton perbulan, fly dan bottom ash sebesar 1.400 ton sampai 1.800 ton perbulan.

Fly dan bottom ash yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara diolah dan dimamfaatkan oleh pihak ketiga untuk campuran semen dan campuan batako dan paving blok.

Pengiriman Fly Ash ke PT Semen Bososwa  Batam diangkut setiap hari oleh transfortir rata-rata 1-2 truck kapsul perhari. Sedangkan secara periodik dilakukan pemamfaatan ke pemamfaat di Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Jawa dengan jasa transforter.

“ Selama ini kami tidak memiliki masalah hanya saja dalam waktu dekat ini akan melakukan pemeliharaan agar tidak terjadi over hold dan jika melakukan pemeliharaan terhadap mesin pembangkit listrik maka pasokan daya akan berkurang sekitar 55 Megawatt,” katanya.

Dikataknnya, PT TJK Power ini berdiri diatas lahan seluas 24 hektar dan masih memiliki lahan kosong dan  jika Bright PLN Batam membutuhkan tambahan daya arus listrik maka pihaknya akan membangun pembangkit tenaga listrik lagi.

Mengenai kendala, Made menyebutkan kendala mereka selama ini kwalitas dari batu bara jika batu bara itu kwalitasnya tidak bagus atau kena hujan saja ketika dimasukkan ke boyler maka daya arus yang dihasilkan akan berkurang.

 

Pembangkit listrik yang keduua yang dikunjungi adalah PLTG Panaran yang dikelola oleh PT Mitra Energi Batam (MEB)  dan PT Dalle Energy Batam (DEB) dan kami disambut oleh  Maneger HSE PT Mitra Energi Batam, Benediktus Lilik Arie Susetyo bersama stafnya Dwi Wahyu Bayu Kuntoro dan stafnya yang lain.

Benediktus Lilik Arie Susetyo mengatakan  PLTG Panaran yang dikelola oleh PT Mitra Energi Batam (MEB)  dan PT Dalle Energy Batam (DEB) dan pasokan arus listrik ke Bright PLN Batam sebesar 4 X 40 = 160 Megawatt ditambah mesin pembangkit listrik cadangan sebesar 17 MW namun yang bisa keluar hanya 10 MW.

Namun, lanjutnya, sejak awal bulan April 2019 lalu salah satu Power Turbin mesin pembangkit listrik  rusak.

Ia menyebutkan kerusakan itu terjadi disebabkan salah satu kipas dari gas generatornya patah akibatnya menjadi patal dan merusak Power Turbinnya.
 
Power Turbin dan Gas Generator Yang Rusak

“ Kerusakan Power Turbin  itu mengakibatkan pasokan arus listrik berkurang sekitar 40 MW, jadi produksi daya arus hanya terpasok sebesar 12 MW ditambah 10 MW dari mesin cadangan,” katanya.

Ia mengatakan bahwa Power Turbin itu sudah dikirim ke Inggris untuk mengetahui penyebab kerusakannya dan akan diperbaiki.
 
“ Power Turbin itu sama seperti yang ada di pesawat dan belum ada yang bisa memperbaikinya di Indonesia ini,” jelasnya.

“Power Turbin itu sudah datang dan akan selesai dipasang pada tanggal 24 April 2019 mendatang,” katanya.
Benediktus Lilik Arie Susetyo menyebutkan harga Power Turbin itu sebesar USD 3 juta sedangkan harga gas generatornya sekitar Rp 30 milyar,-

 

Sementara itu, Direktur Operasional Bright PLN Batam, Awaluddin Hafid mengatakan jika Power Turbin itu sudah bisa diperbaiki maka pasokan listrik di Batam akan kembali normal.

Ia juga menyebutkan agar pasokan listrik tetap normal maka cadangan energi harus N Plus 1, dimana N itu merupakan cadangan pembangkit listrik yang besar jadi arti N plus 1  itu ada satu pembangkit listrik besar yang tersedia sebagai cadangan.

“ Sementara di batam beban bertambah terus lantaran pertumbuhan industri terus bertambah setiap bulan pertumbuhannya diperkirakan sekityar 10 % akibatnya mesin pembangkit cadangan terpakai terus,” katanya.

 

Kunjungan yang terakhir dilakukan di Batam Control Centre (BCC), di sini para awak media disambut GM Gtrans Bright PLN Batam, Mohammad Nasir didampingi Maneger Tranmisi, Bismarak.

Bismarak mengatakan arus listrik yang bertegangan tinggi dari pembangkit – pembangkit listrik seperti  PLTG Panaran (DEB/MEB) sebelum disuplay ke pelanggan atau ke rumah-rumah warga, tegangan arus itu akan diatur di Batam Control Centre (BCC).

“ Arus dari Panaran akan dialiri ke Sagulung kemudian ke Harapan selanjutnya ke Batam Control Centre (BCC) di Baloi dengan tegangan 150 ribu kilovolt dan disetiap tower ada proteksi petir yang dipasang diatas kabel,” katanya.

Ia menyebutkan arus  dari pembangkit listrik itu memiliki tegangan tinggi yakni 150 ribu kilovolt dan di trafo dirubah tegangannya menjadi 20 Kilovolt baru bisa disuplay ke pelanggan atau ke rumah-rumah warga.

“ Di BCC ini mensuplay arus ke rumah warga yang berada di Batam Centre, Baloi dan Nagoya,” tutupnya.

 (AP/Lian)

Posting Komentar

Disqus