Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali


TANJUNGPINANG, Realitasnews.com - Badan Pengelolaan Air Minum (BAPELAM) tingkat Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota mengeluhkan  biaya perawatan dan alat kerja yang belum ada. Mereka telah mengajukannya ke BAPELAM Pusat dan Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Tanjungpinang sejak enam bulan yang lalu namun hingga saat ini belum ditanggapi.

“ Kami tak bisa melakukan aktifitas lantaran peralatan kerja belum ada padahal sudah kami ajukan ke Badan Pengelolaan Air Minum Pusat enam bulan yang lalu namun hingga saat ini belum ditanggapi mereka,” kata Ketua Bapelam tingkat Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota, Yuliyanto ketika ditemui sejumlah awak media pada Jumat (6/7/2018)

Yuliyanto yang juga ketua RT 1 / RW 7 Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota mengatakan warganya kerap datang ke rumahnya karena meterannya rusak namun lantaran peralatannya tidak ada mereka tidak bisa memperbaikinya.

“ Kami tidak bisa memperbaiki meteran warga yang rusak karena alatnya belum ada kami sudah mengajukannya ke pusat dan Pemko Tanjungpinang namun hingga saat ini belum ditanggapi,” katanya.

Selain kurangnya peralatan kerja, Yuliyanto juga mengeluhkan upah kerja untuk anggotanya yang bekerja melayani masyarakat yang hingga saat ini belum disalurkan BAPELAM pusat dan Pemko Tanjungpinang.

“ Kami sudah enam bulan ini tidak digaji, selama ini kami bekerja hanya suka rela saja,” katanya.

Selain mengeluhkan gaji dan tidak adanya peralatan kerja, Yuliyanto juga mengeluhkan hingga saat ini belum memiliki pakaian dinas.

Untuk mengalirkan air ke masyarakat menggunakan tenaga listrik dan mereka setiap bulan sudah kewalahan untuk membayar pulsa listrik sebab tagihan dari masyarakat yang merupakan pelanggan tidak mampu untuk menutupi biaya pulsa listrik lantaran pelanggan mereka banyak yang berkurang.

Untuk 1 kubik air, masyarakat hanya membayar Rp 5 ribu,- setiap rumah tangga memakai air hingga 5 kubik perbulan.

“Dari 400 pelanggan saat ini pelanggan BAPELAM hanya tinggal 100 pelanggan dana yang dikutip dari masyarakat tidak sanggup menutupi biaya operasional kami,” jelasnya

Berkurangnya pelanggan BAPELAM itu, katanya, lantaran banyak stop kran air yang fungsinya untuk mengalirkan air dan menutup air ke rumah warga rusak.

“ Kami kekurangan stop kran air sehingga banyak masyarakat yang berhenti jadi pelanggan kami akibatnya uang pemasukan dari tagihan berkurang,” jelasnya.

“ Setiap bulan tagihan listrik Rp 1 juta,- lebih untung saja sebagian warga dari RT 3 jadi pelanggan kami sehingga dapat membantu biaya tagihan listrik,” ujar Yuliyanto

Ia menyebutkan masih banyak warga yang belum bisa dialiri air karena stop kran air masih kurang dan peralatan kerja belum ada.

Yuliyanto dan seluruh pengurus BAPELAM Kelurahan Senggarang Kecamatan Tanjungpinang Kota mengharapkan agar Pemko Tanjungpinang dalam hal ini Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Tanjungpinang agar memperhatikan keluhan mereka seperti kurangnya stop kran Air, tidak lengkapnya alat kerja dan biaya perawatan.

“ Seluruh kekurangan peralatan dan biaya perawatan sudah kami ajukan 6 bulan yang lalu namun hingga saat ini belum ditanggapi oleh Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Tanjungpinang,” jelasnya.

Selain itu Yuliyanto juga mengharapkan agar anggota BAPELAM diberikan pelatihan untuk meningkatkan skill mereka.

“ Kami semua sudah menerima Surat Kerja (SK) tetapi hingga saat ini kami tidak pernah mendapat pelatihan,” pungkasnya.

(Ahmad Toha)

Posting Komentar

Disqus