Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir (kiri) meninjau pelaksanaan ujian keterampilan seni rupa dan desain di ITS Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/6/2016). Ujian keterampilan seni rupa dan desain dari jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tersebut diikuti 778 peserta. (Sumber Foto : antaranews.com) 
Surabaya, Realitasnews.com -  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menduduki posisi "empat besar" dalam hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016 yang diumumkan pada 28 Juni 2016

"Alhamdulillah, kami masih bertengger di empat besar dalam skala perolehan nilai dari input mahasiswa melalui jalur SBMPTN," kata Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD di Surabaya, Senin.

Di sela "Buka Puasa Rektor ITS Bersama Wartawan", ia menjelaskan posisi tertinggi itu dicatat ITS bersama ITB, UI, dan UGM dengan nilai tertinggi yang diterima ITS di angka 830,25 dari skala 1.000.

"Posisi tertinggi itu dicatat oleh mahasiswa yang diterima di jurusan Teknik Mesin, sedangkan nilai terendah tercatat pada angka 582,62," katanya, didampingi Kepala Humas ITS Melania S Muntini.

Tahun ini, katanya, ITS menerima 3.336 mahasiswa baru yang terdiri dari jalur SNMPTN sebanyak 1.332 mahasiswa, 1.001 mahasiswa melalui jalur SBMPTN, dan sisanya sebanyak 1.001 mahasiswa melalui jalur Kemitraan dan Mandiri (PKM).

Terkait dengan jalur PKM, Joni Hermana menjelaskan proses seleksinya tidak melalui tes tulis, melainkan mengambil nilai dari database hasil SBMPTN.

"Artinya, calon mahasiswa yang tidak mengikuti SBMPTN, tidak punya kesempatan untuk bisa ikut jalur PKM," katanya.

Menurut dia, pola seleksi semacam ini sudah lama dilakukan oleh ITS. Tujuannya, agar calon mahasiswa tidak bolak-balik harus belajar untuk mengikuti tes, tapi nilai dalam "database" SBMPTN yang digunakan.

Sementara itu, Wakil Rektor I ITS (Bidang Akademik), Prof Dr Ir Heru Setiawan M.Eng mengungkapkan hasil SBMPTN 2016 itu menunjukkan rata-rata keketatan mahasiswa yang diterima di ITS perbandingannya 1:10.

"Keketatan tertinggi ada di jurusan Teknik Biomedik. Tiga besar peminat masuk ITS masing-masing ada di jurusan Teknik Informatika, Teknik Mesin, dan Jurusan Teknik Sipil," katanya.

Terkait dengan faktor keketatan, Heru menambahkan Jurusan Biomedika yang menjadi jurusan termuda di ITS, tahun ini juga memiliki keketatan cukup baik.

"Sebagai jurusan baru ternyata minat untuk masuk ke Jurusan Biomedika sangat banyak dan nilai terendah yang diterima di jurusan itu ada di angka 630,24," katanya. (antaranews.com)