Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali




JAKARTA, Realitasnews.com - Keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) telah memicu pelemahan di pasar saham global. Investor pun cenderung mengalihkan dana mereka ke aset safe haven seperti dolar AS dan emas.

Akibatnya, bukan hanya pasar saham Indonesia yang terkena sentimen negatif tersebut, namun juga nilai tukar Rupiah. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) menilai perekonomian Indonesia saat ini memiliki ketahanan ekonomi yang baik.

Direktur Eksekutif BI, Tirta Segara, menjelaskan stabilitas makroekonomi tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan nilai tukar yang relatif stabil.

"Ketahanan ekonomi ini diyakini mampu menjaga perekonomian Indonesia terhadap dampak hasil referendum di Inggris," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (26/6/2016.)

"BI memandang bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) berdampak relatif terbatas pada perekonomian domestik, baik di pasar keuangan maupun kegiatan perdagangan dan investasi," tambahnya. (Baca Juga: Brexit, Moody Pangkas Outlook Kredit Inggris ke Negatif)

Menurutnya, pasar keuangan domestik relatif stabil di tengah terjadinya pelemahan di pasar uang Eropa dan Asia. Sementara itu, pasar saham Indonesia juga mengalami koreksi relatif terbatas, terutama apabila dibandingkan dengan negara-negara peers seperti India, Thailand dan Korea Selatan.

Meski begitu, dia mengatakan BI akan tetap waspada menghadapi kondisi perekonomian global yang tengah dalam fluktuasi tinggi tersebut. "Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati potensi risiko yang muncul dari hasil referendum di Inggris," tukas dia.(okezone.com)