Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

Wabup Sergai Meninjau  Pekerjaan Normalisasi Sungai Belutu di Desa Pematang Ganjang
Wabup Sergai H. Adlin Umar Yusri Tambunan, ST, MSP bersama rombongan meninjau pekerjaan normalisasi Sungai Belutu di Desa Pematang Ganjang Kecamatan Sei Rampah, Kamis (22/9/2022) (Fhoto : Ist) .



SERGAI, Realitasnews.com - Untuk memastikan kondisi wilayah sungai yang sebagian masih dalam tahap normalisasi, Wakil Bupati Serdang Bedagai (Wabup Sergai) H. Adlin Umar Yusri Tambunan, ST, MSP, meninjau pekerjaan normalisasi Sungai Belutu di Desa Pematang Ganjang Kecamatan Sei Rampah, Kamis (22/9/2022).

“Ini merupakan langkah Pemkab Sergai dalam pengentasan banjir dengan melakukan normalisasi sungai Belutu sepanjang 2.000 meter hingga diharapkan terhindar dari dampak banjir,” kata Wabup Adlin di sela-sela peninjauannya.

Adlin Tambunan menjelaskan, normalisasi sungai ini bisa terwujud berkat kerja sama antara Pemkab Sergai dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Sumatera Utara. Selain itu pihaknya juga aktif menjalin sinergi dengan pihak swasta lewat Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP).

“Untuk menuntaskan masalah banjir ini, perlu melibatkan banyak pihak. Tidak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat, pihak korporasi, maupun stakeholder lainnya,” ujar Adlin.

Dengan dilakukannya normalisasi sungai ini, Kadis PUPR Sergai Johan Sinaga, SE, MAP, yang ikut mendamping Wabup mengajak kepada seluruh masyarakat Tanah Bertuah Negeri Beradat untuk bersinergi dan bersama-sama menjaga fasilitas yang telah dibangun ini. Semoga pembangunan yang masih terlaksana ini membawa perubahan yang lebih baik untuk kabupaten kita tercinta.

Di kesempatan itu, Johan Sinaga merinci jika program pekerjaan yang sedang dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II sepanjang 7.320 M dengan rincian masing-masing yaitu, Sungai Belutu dilakukan normalisasi Desa Sei Rampah menuju Desa Pematang Ganjang sepanjang 2.000 M dengan bronjong sepanjang 55 M dan menurunkan 2 alat berat. Pekerjaan proyek ini sudah selesai dilaksanakan, ujar Johan.

Kemudian lanjut Johan lagi, saat ini sedang dilakukan pengerjaan normalisasi Sungai Rambung dari jembatan tol jalan Belidaan sampai muara Sungai Belutu sepanjang 2.000 M dengan menurunkan 1 alat berat Longarm. Selanjutnya proyek yang sedang dikerjakan yaitu Sungai Putih dengan membuat bronjong sepanjang 80 M yang berada di dekat jembatan dan proteksi rumah warga.

Lebih lanjut Johan merinci, proyek yang sedang dilaksanakan normalisasi adalah di Sungai Bahilang sepanjang 1,500 M dan tembok penahan tanah sepanjang 80 M. Terakhir, Sungai Bamban yang merupakan saluran buang Sei Belutu juga sedang dilaksanakan normalisasi sepanjang 1.500 M dengan tembok penahan tanah sepanjang 160 M tepat diposisi jembatan Sei Bamban, terangnya.

Ia menambahkan jika hingga kini sudah ada sepanjang 7.300 M Sungai Belutu yang telah dilakukan normalisasi dan terbagi ke dalam dua pengerjaan.

“Pengerjaan pertama dilakukan secara gotong-royong oleh TJSLP Sergai dengan target sepanjang 15.250 M dan terlaksana sepanjang 5.300 M dengan uraian sepanjang 2.700 M normalisasi Sungai Belutu pada Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin.

“Sepanjang 2.500 M pada Desa Pekan Kecamatan Tanjung Beringin. Sepanjang 100 M normalisasi dan perbaikan tanggul jebol pada Desa Silau Merawan Kecamatan Dolok Masihul,” cetusnya sembari memaparkan bahwa ada sepanjang 2000 M normalisasi Sungai Belutu oleh Balai BWS Sumatera II dari Desa Sei Rampah menuju Desa Pematang Ganjang Kecamatan Sei Rampah dan pembangunan beronjong sepanjang 75 M.

Tuai Apresiasi Masyarakat

Pembangunan normalisasi yang masih berlangsung ini menuai beragam apresiasi dari masyarakat. Rodiah (53) seorang Ibu Rumah Tangga warga Kampung Maulana, Dusun IV Desa Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah yang setiap tahunnya terdampak bencana banjir.

"Alhamdulillah, saya, keluarga dan bersama masyarakat yang lainnya menyampaikan apresiasi atas kerja keras Pak Bupati Darma Wijaya dan Pak Adlin Tambunan yang telah melakukan pengerukan sungai belutu ini," ungkapnya.

Dirinya menyakini dengan dilakukannya normalisasi Sungai Belutu, akan memangkas ataupun meminimalisir kemungkinan besar banjir yang kerap terjadi setiap tahunnya saat musim penghujan. "Kami percaya, dengan normalisasi ini, banjir akan teratasi,” ungkapnya sembari menceritakan bahwa Bupati pernah menyampaikan tidak ingin masyarakat terus dilanda banjir, serta tidak hanya sebatas sembako saja yang diberikannya akan tetapi sebuah solusi pengentasan banjir.

"Ternyata benar yang pernah diucapkan Pak Wiwik, bahwa dia tidak ingin melihat warga terus dihantui rasa was-was saat musim penghujan. Dan nyatanya, sungai sudah di normalisasi, dan InsyaAllah banjir akan teratasi, " pungkasnya.

Serupa dengan Rodiah, Iriyani warga bantaran Sungai Belutu Kampung Mandailing Desa Sei Rampah mengatakan bahwa dengan selesainya normalisasi ini selain bertujuan pengentasan masalah banjir, juga membentuk wahana baru bagi masyarakat sekitar.

"Bantaran sungai ini wahana baru bagi kami, setiap sore, sedap sekali duduk di bantaran sungai ini, anginya kencang, pemandangannya indah, terkadang ramai juga dengan masyarakat yang mancing atau menjala ikan," katanya.

Menyinggung masalah banjir yang pernah terjadi belakangan ini, Iriyani menyebutkan bahwa Bupati Darma Wijaya dan Adlin Tambunan selalu concern terhadap masalah banjir.

"Sejak dulu saya menetap disini, dan banjir kerap terjadi. Tapi kami selalu dikunjungi oleh Pak Bupati hampir setiap hari, baik pagi, siang ataupun sore datang melihat pengungsi dan selalu membawa buah tangan sebagai bentuk penyemangat," paparnya penuh semangat.

Sementara itu Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Maju Bersama Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, M. Pangaribuan, memuji kinerja baik Bupati dan Wakil Bupati dalam upaya menyelesaikan persoalan banjir yang sudah berlarut.

Ia menyebut, kerja keras tersebut kini telah membuahkan hasil yang sangat positif. Ini dibuktikan dengan ratusan hektar sawah di Desa Pematang Ganjang yang pada tahun ini berhasil panen walau sudah memasuki musim penghujan.

“Padahal tahun lalu, kami berulang kali gagal panen karena sawah dirusak banjir. Sekarang sejak normalisasi dan pengerukan sedimen sungai, kami bisa bercocok tanam dengan perasaan aman. Terakhir ada sekitar 150 hektar sawah yang sukses panen tahun ini,” katanya sumringah.
(Jan)

Posting Komentar

Disqus