Ads (728x90)


postviews postviews postviews

Dilihat kali

 

Seorang siswi SMP Negeri 22 Batam pingsan akibat terdampak gas air mata dan dievakuasi oleh warga ke rumah sakit, Kamis (7/9/2023 )  (F/Ist)

 

 

BATAM, Realitasnews.com – Sepuluh orang siswa dan seorang guru SMP Negeri 22 Batam terkena dampak gas air mata yang digunakan tim terpadu saat membubarkan masyarakat yang mengatasnamakan warga Rempang, yang memblokade jalan masuk di Jembatan 4 Barelang, Kamis (7/9/2023).

Seluruh korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah dan langsung mendapat perawatan medis secara intensif.

Kesebelas korban itu terkena gas air mata yang ditembakkan oleh tim terpadu saat hendak membubarkan warga Rempang yang memblokir jalan.

Tim terpadu yang terdiri dari Polri, TNI, Ditpam BP Batam, dan Satpol PP, masuk ke lokasi itu  hendak melakukan pengukuran tata batas hutan Rempang, yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga.  Namun ketika tim terpadu hendak masuk warga Rempang memblokir jalan dan petugas telah memperingatinya berulang-ulang agar mereka membubarkan diri.

 

Kadis Diskominfo Kota Batam Rudi Panjaitan (F/Ist)

 

Walau sudah diminta petugas agar warga membubarkan diri, namun tidak diindahkan. Bahkan ada warga yang melepari petugas. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan tim terpadu terpaksa menyiram warga yang memblokir jalan dan menembakkan gas air mata

“ Pada saat tim terpadu turun ke lokasi ada pemblokiran jalan yang dilakukan oleh warga Rempang, yang lokasinya berdekatan dengan SMP Negeri 22 Batam. Tim terpadu terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan warga yang memblokir jalan,” kata Kepala Diskominfo Batam Rudi Panjaitan saat ditemui di RSUD Embung Fatimah.

Rudi Panjaitan mengatakan kesebelas korban terkena gas air mata, kemungkinan besar disebabkan terbawa angin yang mengarah ke SMP Negeri 22 Batam.

“ Gas air mata itu kemungkinan besar terhirup oleh para korban,” kata Rudi Panjaitan.

Akibat gas air mata itu, para korban mengalami mual-mual, pening dan perih. Namun, kata Rudi Panjaitan, tim medis RSUD Embung Fatimah telah menanganinya dan sebagian korban ada yang diberikan oksigen.

Saat ini kondisi dari siswa dan guru tersebut sudah mulai membaik, sebagian siswa ada yang sudah dikembalikan kepada orang tuanya. Ia mengatakan seluruh biaya perobatan kesebelas korban itu ditanggung oleh BP Batam.

Rudi Panjaitan juga mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Batam, kemungkinan besar untuk besok jika kondisi tidak kondusif maka siswa SMP Negeri 22 Batam akan diliburkan. (lian/Man)

 

Posting Komentar

Disqus